SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, mengikuti operasi pasar beras di Pasar Johar, Semarang, Rabu (17/1/2018). (JIBI/Bisnis/Alif N.R.)

Gubernur Ganjar Pranowo yang kembali mencalonkan diri dalam pilgub serentak 2018 bersikap lebih tegas dengan menyatakan penolakan terhadap beras impor di Jateng.

Semarangpos.com, SEMARANG – Gubernur Ganjar Pranowo yang kembali mencalonkan diri dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Tengah 2018 kini bersikap lebih tegas. Setelah memastikan stok beras di Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Jateng melimpah, ia berani menyatakan Jateng tak butuh beras impor.

Promosi Desa BRILiaN 2024 Resmi Diluncurkan, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya

Stok beras di Bulog Jateng, menurut Gubernur Ganjar Pranowo masih aman hingga April 2018 mendatang, sehingga wilayah yang dipimpinnya ini tidak perlu adanya pasokan beras impor. Hal itu disampaikan Ganjar di sela-sela pergelaran operasi pasar bersama Perum Bulog Divre Jateng dan Bank Indonesia (BI) di Pasar Johar, Kota Semarang, Rabu (17/1/2018).

[Baca juga Sudirman Said Pengin Pemprov Jateng Berani Tolak Beras Impor]

Ekspedisi Mudik 2024

Dengan stok beras yang berlimpah itu, Ganjar pun meminta masyarakat untuk tidak panik menyikapi rencana impor beras dan tingginya harga beras di pasaran. “Saya menyampaikan jangan sampai polemik beras ini dimanfaatkan sejumlah pihak menjadi alat politik untuk kepentingan calon yang terlibat dalam Pilkada serentak 2018. Bulog kita dorong untuk mempercepat penyerapan, sehingga impor beras yang dilakukan pemerintah tidak berlaku di Jateng,” ujar Ganjar.

Ganjar memprediksi stok beras di Jateng akan semakin berlimpah pada Februari dan Maret nanti. Hal itu dikarenakan pada bulan tersebut akan terjadi panen raya di sejumlah wilayah di Jateng.

[Baca juga Gubernur Jateng Akhirnya Telepon Menteri Pertanian Sikapi Beras Impor]

Ketika disingung mengenai penyelundupan beras yang terjadi di Semarang, orang nomor wahid di jajaran Pemprov Jateng itu mengaku akan menindak tegas penimbun maupun pihak yang dengan sengaja menyelundupkan beras Bulog. “Kami dari Pemerintah Provinsi Jateng sudah bekerja sama dengan satgas pangan untuk langsung menyikat oknum yang melakukan penyelewengan beras. Namanya tikus akan mencari terus celah yang ada karena kejahatan bisa dari mana saja,” beber Ganjar.

Sementara itu, Kepala Perum Bulog Divre Jateng, Djoni Nur Ashari, menyebutkan hingga Rabu ini pihaknya telah menyalurkan 20.200 ton beras ke 15 pasar tradisional penyumbang inflasi terbesar yang tersebar di 35 kabupaten/kota di Jateng. Ashari juga menjamin ketersediaan beras di Jateng karena target beras yang disalurkan Bulog mencapai 50.000 ton hingga Maret nanti.

[Baca juga Kemendag Ingin Impor Beras, Mentan Bantah Kekurangan Stok]

Namun, ditambahkannya, jika nantinya harga beras sudah stabil dan di bawah harga eceran tertinggi (HET), pihaknya pun akan menghentikan operasi pasar. “Kami bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus melakukan berbagai upaya agar beras stabil  dan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menjual kembali beras yang dibeli dari operasi pasar,” kata Djoni.

Kepala Grup Advisori dan Pengembangan Ekonomi BI Jateng-DIY, Rahmat Dwi Saputra, menyebutkan hingga saat masih ada beberapa pasar yang menjual beras di atas HET Rp9.300. “Di beberapa pasar masih ada pedagang yang menjual beras medium mencapai Rp11.000, sehingga kami terus lakukan operasi pasar. Bulan depan ada panen raya dan operasi pasar dihentikan total,” ujarnya.

[Baca juga Pakar Ungkap Kejanggalan Impor Beras 500.000 Ton Jelang Panen]

Lebih lanjut, Rahmat berharap operasi pasar ini bisa menekan laju inflasi di Jateng. Pada bulan Desember 2017, inflasi di Jateng tercatat mencapai 0,71 yang salah satunya dipicu harga beras.

Persoalan sesungguhnya atas rencana pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo atas dibukanya keran impor beras, sejatinya adalah nasib petani penghasil beras. Bukan ketersediaan beras di pasaran. Datangnya beras impor yang bersamaan dengan masa panen raya dikhawatirkan membuat petani Jateng tak akan bisa menjual beras hasil produksi mereka dengan harga semestinya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya