SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


Semarang (Espos)-
-Pengelolaan Blok Cepu oleh PT Exxon Mobil Indonesia dan Pertamina yang dilakukan sejak tiga tahun lalu hingga saat ini belum memberikan keuntungan terhadap Pemerintah Provinsi Jateng dan Pemkab Blora selaku investor.

Parahnya, hingga saat ini baik Pemprov Jateng maupun Pemkab Blora belum diberi informasi mengenai berapa besar bagi hasil yang akan mereka peroleh dari hasil ekploitasi minyak di Blok Cepu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Padahal, baik Pemprov Jateng maupun Pemkab Blora sudah mengucurkan dana investasi masing-masing sebesar Rp 100 miliar dan Rp 137 miliar atas proyek tersebut.

Gubernur Jateng, Bibit Waluyo, seusai mengikuti pertemuan dengan pihak  PT Exxon Mobil Indonesia di Semarang, Rabu (9/12), menyatakan kekecewaannya karena selama ini pihaknya belum diberikan penjelasan mengenai besaran keuntungan yang bisa dinikmati Pemprov dan Pemkab Blora.

Dalam pertemuan yang membahas tentang perkembangan keiatan ekplorasi dan eksploitasi di Blok Cepu tersebut, pihak PT Exxon Mobil Indonesia, sama sekali tak menjelaskan secara riil berapa nilai bagi hasil dari inevstasi sebesar 1 persen oleh Pemprov Jateng dan 2 persen oleh Pemkab Blora.

“Keinginan saya, dengan kerjsama yang telah dijalin sejak tiga tahun berjalan ini dengan investasi satu persen atau 100 miliar ini hasilnya bagaimana? Saya harap pihak Exxon maupun Pertamina bisa memberikan penjelasan kepada masyarakat Jateng” ungkap Gubernur.

Kekecewaan yang sama diutarakan Bupati Blora, Yudhi Sancoyo dalam kesempatan yang sama. Menurutnya, sesuai kesepakatan semula seharusnya pembayaran bagi hasil sudah dilakukan sejak Desember 2008 lalu. Namun realisasinya molor, bahkan hingga tahun ini pun nilai bagi hasil belum jelas.

Sementara Vice President Public & General Affair PT Exxon Mobil Indonesia, Maman Budiman mengatakan pembayaran bagi hasil masih dalam proses. Sayangnya, ia tak bisa menyebutkan kapan bagi hasil itu diberikan. Ia pun tak menjelaskan alasan keterlambatan pembayaran bagi hasil.

“Kira-kira sekarang ada tagihan senilai 55 juta dollar AS yang akan dibagi-bagi untuk kontraktor, Pertamina bagian hulu dan BUMD-BUMD,”
tuturnya.

Ia memaparkan Blok Cepu mulai berproduksi pada Agustus 2009 dengan menggunakan fasilitas sementara dengan kemampuan mencapai 20.000 barrel minyak/hari. Namun kapasitas produksi riil saat ini baru 13.000 barrel/hari, dimana 12.000 barrel/hari disalurkan ke Pertamina selaku pembeli dan 1.000 barrel/hari ke kilang mini.

Dalam kontrak jual beli seharusnya kapasitas produksi sebesar 16.000 barrel/hari, namun karena belum ada permintaan lain maka pihak Exxon sementara hanya mengeksplotasi minyak sebesar 13.000 barrel/hari.

“Mudah-mudahan kami bisa mencari pembeli baru atau Pertamina menaikkan pembeliannya,” pungkas dia.

kha

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya