SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menyerahkan bantuan ke sejumlah pengasuh pondok pesantren di Soloraya saat sarasehan di Ponpes Al Muttaqien Pancasila Sakti, Klaten, Rabu (13/12/2017). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Para santri diharapkan tak hanya faham ilmu agama tapi juga ahli di bidang lain, misalnya pertanian.

Solopos.com, KLATEN – Para santri diharapkan tak hanya belajar ilmu agama. Mereka bisa mengembangkan diri seperti di bidang pertanian untuk membantu ketahanan pangan serta mengentaskan kemiskinan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pimpinan Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Muttaqien Pancasila Sakti (Alpansa), Saifuddin Zuhri, mengatakan selama ini santri tak hanya diajari masalah ilmu agama. Mereka juga belajar di bidang perkebunan hingga peternakan.

“Semua itu ilmu Allah. Kalau santri bisa menguasai semua sektor, alangkah indah sekali,” kata pria yang akrab disapa Gus Zuhri itu saat ditemui di sela sarasehan pengembangan agrobisnis pertanian terpadu berbasis pesantren di Ponpes Alpansa, Desa Troso, Kecamatan Karanganom, Rabu (13/12/2017).

Zuhri mengatakan rintisan mengarahkan santri tak hanya mempelajari ilmu agama sudah dilakukan. Para santri mulai merintis beternak lele serta kambing. Di bidang perkebunan, santri mulai belajar untuk mengembangkan apotek hidup.

“Kalau di Alpansa itu santri dan masyarakat sudah mempraktikkan antara lain beternak kambing dengan cara nggaduh. Santri juga beternak lele. Sebenarnya kami ingin menyampaikan kalau bisa dibantu pakan selama sebulan,” ungkapnya.

Di bidang pertanian, Zuhri menuturkan ada keinginan untuk menyiapkan para santri menjadi para petani andal. Namun, pihaknya selama ini terkendala pengetahuan tentang ilmu pertanian. Ia bercita-cita para santri bisa menjadi insinyur di bidang pertanian.

“Sebenarnya kami ingin mendukung supaya bisa maju untuk benar-benar mewujudkan swasembada beras. Tetapi, kami sangat terbatas tentang [ilmu] pertanian. Kami ingin ada santri yang menjadi insinyur pertanian. Jadi, tidak hanya buruh tani saja,” ungkapnya.

Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, menuturkan pemberdayaan santri di bidang pertanian belakangan mulai dikembangkan. Mereka diharapkan bisa ikut mengentaskan kemiskinan berbekal ilmu pertanian selain ilmu agama yang mereka pelajari selama di ponpes.

“Kalau beberapa titik bisa sukses mengembangkan pertanian dan menular di kampungnya, saya sangat terbantu untuk menyukseskan pengentasan kemiskinan. Pendekatan pertanian berbasis ponpes inilah yang perlu dikembangkan,” kata Ganjar seusai acara.

Dalam sarasehan itu, Ganjar menyerahkan secara simbolis bantuan ke sejumlah ponpes di Soloraya. Bantuan itu seperti benih lele sebanyak 30.000 ekor dari Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng ke Ponpes Roudhotul Musthofa Karanganyar. Bantuan bibit mangga dan durian sebanyak 300 batang dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng ke Ponpes Al Hikmah Sukoharjo.

Bantuan 10.000 batang bibit tanaman keras dari Dinas LHK Jateng ke Ponpes Nurul Hikmah Wonogiri. Bantuan benih padi inpari 31 sebanyak 2 ton dari BPTP Jateng ke Ponpes Darul Afkar Klaten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya