Semarang
Kamis, 3 Oktober 2019 - 11:50 WIB

Gubernur Jateng Dorong Pengunaan Dana Desa Atasi Stunting

Newswire  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (M. Ferri Setiawan/JIBI/Solopos)

Semarangpos.com, SEMARANG — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyugesti para kepala desa di wilayahnya menggunakan anggaran dana desa untuk menurunkan angka kegagalan tumbuh kembang anak akibat kekurangan gizi atau stunting.

"Dana desa yang totalnya Rp400 triliun itu dapat digunakan untuk mencegah stunting, maka saya minta seluruh kades di Jateng untuk melaksanakan program itu. Anggarkan saja, apa untuk keperluan vitamin, periksa ibu hamil di rumah sakit, membeli ambulans, dan sebagainya," kata Gubernur Ganjar Pranowo di Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (2/10/2019).

Advertisement

Selain menggunakan dana desa untuk sarana kesehatan, anggaran dana desa menurutnya bisa digunakan untuk perbaikan gizi, kontrol kesehatan, dan seterusnya. "Intervensi apapun harus dilakukan, tentunya dengan akurasi data agar terukur, pekerjaan itu sangat bisa dilakukan kades," ujarnya.

Jika satu desa rata-rata ada 40 kasus stunting, lanjut Ganjar Pranowo, dengan cara itu dapat mempercepat pengurangan angka stunting di seluruh Jateng. Sebagai tindak lanjut, orang nomor satu di Jateng itu, meminta para kades menganggarkan dana desanya untuk program penurunan angka stunting dan jika memang kurang, maka harus meminta bantuan ke pemerintah tingkat atasnya.

"Apakah kabupaten, provinsi, atau ke pusat. Rangkul pula seluruh lembaga yang ada, apa itu perguruan tinggi, PKK dan lembaga lainnya," katanya.

Advertisement

Menurut Ganjar, sudah saatnya isu stunting menjadi perhatian serius. Sebab untuk mewujudkan Indonesia Emas, masalah sumber daya manusia merupakan ujung tombaknya. "Bicara Indonesia Emas itu harus dilakukan saat ini, di antaranya dengan menyiapkan sumber daya manusia yang cerdas, sehat dan terbebas dari stunting," ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo menambahkan, sampai saat ini angka stunting di Jateng masih cukup tinggi dengan rata-rata provinsi masih 30%. "Memang harus diturunkan sampai seminimal mungkin. Kalau target yang disepakati SDGs harus di bawah 20%," kata dia.

Dirinya juga menyambut baik adanya penggunaan dana desa untuk menyelesaikan soal stunting sebab persoalan ini memang bukan hanya tanggung jawab bidang kesehatan. "Semoga para kades dapat mengefektifkan dana desa dalam menangani masalah kesehatan khususnya stunting," ujarnya.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif