SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (tengah) berdialog dengan Wakil Bupati (Wabup) Sragen Dedy Endriyatno (kanan), sementara Bupati Sragen Yuni Sukowati (kiri) memperhatikan audiens dalam acara briefing di Pendapa Sumonegaran Rumdin Bupati Sragen, Jumat (9/6/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Gubernur Ganjar Pranowo memberikan briefing kepada pejabat di Sragen.

Solopos.com, SRAGEN — Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo berpesan kepada Bupati dan Wakil Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati-Dedy Endriyatno, agar memperbaiki jalan rusak bila ingin pemerintahannya dinilai berhasil oleh rakyat.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pesan itu disampaikan Ganjar saat memberi pengarahan kepada para pejabat eselon II dan para kepala SMA/SMK se-Kabupaten Sragen di Pendapa Sumonegaran Rumah Dinas Bupati Sragen, Jumat (9/6/2017).

Image rakyat terhadap pemerintah dikatakan berhasil dalam membangun daerah itu bila jalannya baik. Sragen pernah punya legenda pelayanan publik. Purbalingga itu dengan memperbaiki infrastruktur ternyata angka kemiskinanya terendah ketiga di Jateng sekarang. Infrastruktur perlu dipehatikan. Kalau anggaran kurang bisa dimintakan ke bantuan keuangan provinsi,” ujar Ganjar.

Dalam perbaikan infrastruktur, Gubernur menyampaikan adanya program Jateng Tanpa Lubang. Ganjar menggerakkan sembilan unit pelaksana teknis daerah (UPTD) jalan untuk mengamati jalan berlubang dan langsung disapu bersih. Dia mengatakan para pengamat jalan itu laporan ke Gubernur secara harian lewat Whatsapp.

Pada kesempatan itu, Ganjar memamerkan sejumlah kanal aduan bagi rakyat untuk mengadu ke Gubernur, seperti SMS (short message service), Whatsapp, email, media sosial terutana Twitter, dan ada kanal offline bagi rakyat yang ingin bertemu langsung dengan Gubernur. Dia berharap Bupati Sragen pun memiliki kanal serupa untuk menampung aduan masyarakat.

Selain persoalan infrastruktur, Ganjar menyatakan penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMA/SMK diprotes banyak orang termasuk istri Gubernur sendiri. “Silakan masyarakat memberi masukan sebanyak-banyaknya dan tahun depan pasti diperbaiki,” tambahnya.

Ganjar menegaskan tidak akan menggratiskan pendidikan di SMA/SMK. Kalau pemerintah kabupaten/kota ingin menggratiskan siswa SMA/SMK di daerahnya, Ganjar mempersilakan karena itu wewenang daerah masing-masing.

Semua masukan Ganjar didengarkan Bupati Yuni dan Wabup Dedy. Yuni mengatakan sudah membuat kanal aduan rakyat kepada Bupati lewat SMS, WA, dan di Facebook selama setahun terakhir. Aduan-aduan itu selalu dibahas dalam rapat terbatas setiap Senin. Dalam kesempatan itu, Yuni malah mengkritik Gubernur yang membatalkan kunjungan sampai dua kali ke Sragen.

“Sejak awal menjabat, kami memiliki program sekolah gratis untuk SD, SMP, dan SMA. Sekarang SMA menjadi wewenang provinsi dan kami bersyukur karena mengurangi tanggung jawab kami. Kemudian kemarin juga ada aduan tentang PPDB dan biaya SPP di SMA/SMK yang informasinya ada perlakukan tersendiri bagi yang tidak bisa bayar SPP. Selama ini bila ada laporan kami langsung menindaklanjuti tanpa laporan tetapi nantinya tetap ada report ke Gubernur,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya