SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, meminta perguruan tinggi (PT) melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menerjunkan mahasiswa jurusan kesehatan semester akhir untuk membantu penanganan Covid-19.

Permintaan itu disampaikan mengingat jumlah tenaga kesehatan (nakes) yang tak sebanding dengan lonjakan kasus Covid-19. Apalagi Provinsi Jawa Tengah (Jateng) memiliki zona risiko tinggi atau zona merah Covid-19 terbanyak dengan 22 kabupaten/kota.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Nakes yang diperbantukan ke RS yang nakesnya terpapar Covid-19 sudah lebih sistematis, makanya IDI (Ikatan Dokter Indonesia), Persatuan Persatuan Perawat Indonesia (PPNI), dan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) semua sudah membantu tapi tetap kurang katanya, makanya kemarin rapat dengan Menko, kami usulkan kerjasama dengan PT untuk menerjunkan mahasiswa kesehatan semester akhir,” kata dia, di sela kunjungannya ke Solo, Rabu (30/6/2021).

Baca juga: Formasi Lengkap CPNS dan PPPK Kota Solo 2021, Download Sekarang!

Tak hanya mahasiswa kesehatan semester akhir, namun dokter internship juga bisa diterjunkan. Mereka bisa menangani pasien non-Covid-19, sementara nakes senior yang sebelumnya tidak menangani pasien Covid-19 bisa dimintai bantuan.

“Mereka kan lebih senior, bisa diperbantukan menangani pasien Covid-19. Ada banyak cara sebenarnya. Ini bisa jadi salah satunya. Kami sudah koordinasi lewat telepon dan Whatsapp. Semoga bisa,” ucap Ganjar.

Selain itu, dia memerintahkan seluruh kabupaten/kota zona merah menambah tempat tidur sebanyak 40% dari total kapasitas dan jika tidak sanggup maka wajib membuat rumah sakit darurat.

Baca juga: 12 Pedagang Positif Covid-19, Pasar Simo Boyolali Tutup Sepekan

Solo menjadi salah satu daerah yang sudah membikin rumkitlap, bersama Semarang, Kendal, dan Banyumas. Daerah lain yang diminta mengambil langkah serupa adalah Kudus, Jepara, dan Grobogan. Namun, ia mengakui hal tersebut mustahil dilakukan apabila tak didukung sumber daya manusia (SDM).

“Makanya, kami minta bantuan PT untuk menyuplai SDM,” tandasnya.

Baca juga: 

SOP Penanganan Pasien Covid-19

Ganjar menyebut adanya perubahan standar operasional prosedur pasien Covid-19 di mana mereka yang tak bergejala untuk mendapatkan edukasi isolasi mandiri di rumah.

Jika dalam satu keluarga hanya satu orang yang sakit, dia wajib dibawa ke lokasi isolasi terpusat, seperti Asrama Haji Donohudan. Sementara apabila seluruh keluarga sakit, mereka isolasi bersama di rumah dengan dipantau Satgas Jaga Tangga tingkat RT.

Baca juga: Kasus Covid-19 Solo Ngegas: Makan di Hik Dibatasi, Dilarang Nongkrong Sampai Tengah Malam!

Di sisi lain, Kelurahan Sondakan melakukan karantina wilayah RT003/RW008. Sebanyak tujuh rumah terpapar sehingga 19 rumah dalam satu RT itu terpaksa dikarantina. Lurah Sondakan, Prasetyo Utomo, mengatakan sejumlah pintu keluar masuk dijaga oleh Satgas Jaga Tangga.

“RT tersebut kemudian masuk zona merah, logistik disuplai oleh Satgas dan terus dilakukan tracing. Mereka yang terpapar enggak mau dibawa ke Asrama Haji Donohudan sehingga isolasi di rumah,” kata dia, kepada wartawan, Rabu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya