Sragen (Solopos.com) – Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, tetap bersikukuh mendirikan mal di bekas Pabrik Es Saripetojo Solo. Menurut Gubernur, tanah itu milik pemerintah, bukan swasta.
”Tetap dibangun mal. Lha wong tanah pemerintah kok diprotes. Pembangunan mal jalan terus,” ungkap Bibit saat dijumpai wartawan di lokasi TMMD Desa Cemeng, Sambungmacam, Sragen, Selasa (21/6/2011).Sementara itu, DPRD Kota Solo akan menggelar rapat gabungan untuk menyikapi rencana pembangunan mal baru di bekas Pabrik Es Saripetojo, Purwosari. Menurut Ketua DPRD Solo, YF Sukasno, rapat gabungan itu untuk menentukan sikap mengenai rencana pembangunan mal akan melibatkan dua komisi yakni Komisi III dan Komisi I.
”Mengenai rencana pembangunan mal Ramayana, saya sudah mengagendakan digelarnya rapat gabungan. Sebentar lagi akan saya buat disposisinya kepada Komisi III dan Komisi I,” ujar dia.
Hasil dari digelarnya rapat gabungan selanjutnya menjadi rekomendasi DPRD untuk disampaikan kepada Walikota.
Sekretaris Komisi III, Umar Hasyim, menyayangkan polemik pembangunan mal baru di bekas Pabrik Es Saripetojo. Dia menilai munculnya konflik itu merupakan gambaran tentang minimnya koordinasi antara Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah. ”Kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak. Ke depan seharusnya ada hubungan yang lebih baik antara Pemkot dengan Pemprov,” ujarnya.
Belajar dari polemik pembangunan mal, Umar meminta Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) melakukan survei mengenai aset Pemprov yang berada di lingkup Pemkot Solo.
trh/aps