SOLOPOS.COM - Wisata Gua Maria Kaliori, Wisata Religi umat Katholik di Kabupaten Banyumas (Instagram/@gua_maria_kaliori)

Solopos.com, BANYUMAS — Meskipun mayoritas masyarakat di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah beragama Islam, namun kawasan ini juga terbuka dengan keberagaman. Salah satu bukti keterbukaan Kabupaten Banyumnas akan keberagaman yakni adanya Gua Maria Kaliori yang merupakan tempat ziarah dan rumah doa bagi umat Katholik terbesar di Indonesia.

Gua Maria Kaliori ini terletak di Desa Kaliori, Kecamatan Kalibagor atau berlokasi sekitar 20 km dari Kota Purwokerto. Gua ini dibangun di atas bukit kecil yang sebelumnya tandus dan kemudian diubah menjadi bukit yang hijau dan segar yang menawarkan pemandangan alam yang indah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dilansir dari sebuah situs akademik kk.sttbandung.ac.id dengan judul Gua Maria Kaliori, Selasa (21/12/2021), pembangunan tempat wisata religi di Banyumas ini dimulai pada 15 Agustus 1989, ditandai peletakan batu pertama oleh Uskup Purwokerto, Mgr. P.S. Hardjasoemarta MSC.

Baca Juga: Darurat! 36 Kasus Kekerasan Seksual Anak di Banyumas, Gara-gara Ini Lo

Pada sebuah acara Misa Luhur yang diadakan pada 10 Oktober 1989 di Yogyakarta,pemimpin umat Katholik dunia dari Vatikan,  Paus Yohanes Paulus II yang saat itu melakukan kunjungan berkenan hadir di Gua Maria Kaliori untuk memberkati patung Bunda Maria dan menandatangani prasasti Gua Maria Kaliori dan selanjutnya pada 8 Desember 1980, Gua Maria Kaliori ini diberkati dan diresmikan penggunaannya.

Awal Mula Pembangunan Gua Maria Kaliori

Dilansir dari berbagai sumber, Gua Maria Kaliori di Banyumas dibangun tepat pada hari Penutupan Tahun Maria pada 10 Oktober 1989. Proyek ini diinisiasi tokoh-tokoh awam Katholik yang mengikuti  Retreat Awal Hidup di Ngadireso, Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Para tokoh-tokoh awam Katholik ini merasa tersentuh dengan pembaharuan hidup yang mereka alami sehingga mereka mau berbuat sesuatu untuk gereja dan masyarakat. Dengan semangat yang menggebu ini, para tokoh-tokoh tersebut mengadakan ziarah ke Gua Maria Sendangsono dan Gua Maria Kerep, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Baca Juga: Terisolir, Kampung Tirang Tegal Cuma Dihuni 12 KK

Di sana mereka melakukan ritual jalan salib hingga akhirnya mereka berinisiatif membangun Gua Maria sendiri di Kabupaten Banyumas. Niat suci ini mendapat tanggapan positif dari Gereja hingga dijadikan rencana kerja Paroki.

Rencana kerja Paroki ini kemudian diinformasikan dalam rapat BPKK (Badan Pembina Karismatik Keuskupan) dan disetujui agar dijadikan proyek Keuskupan Purwokerto yang bertujuan memberikan kesaksian bahwa gerakan Karismatik Katolik juga memiliki devosi yang besar pada Bunda Maria.

Rencana pembangunan Gua Maria ini kemudian diusulkan kepada Uskup Mgr P.S Hardjasoemarta, MSC untuk dimekarkan menjadi proyek Keuskupan dan disetujui. Pada 31 Maret 1987, dibentuklah Pantia Pembangunan Gua Maria dengan agenda awal adalah mencari lahan di perbukitan Kaliori untuk dibeli. Berkat bantuan para tokoh-tokoh religi seperti Romo Patrick McAnally OMI dan Romo Carolus Burrows OMI beserta partisipasi umat dan donatur, dibelilah tanah seluas 5,6 hektar (Ha).

Baca Juga: Asale Kuliner Tempe Mendoan, Fast Food Kearifan Lokal Khas Banyumas

Gua Maria Kaliori pada 8 Desember 1989 diremsikan oleh Dirjen Bimas Katolik yang saat itu menjabat, yakni Ign Kusenowihardja dan diberkati oleh P.S Hardjasoemarta, MSC. Hingga kini, sudah banyak tanah, bangunan yang berdiri di kompleks peziarah Gua Maria Kaliori, termasuk Rumah Retret Santa Maria Immaculata.

Awal tujuan dibangunnya Gua Maria Kaliori adalah untuk menyambut dan mengisi Tahun Maria yang dicanangkan oleh Paus Yohanes Paulus II dengan menyediakan tempat ziarah yang dekat dan memadai bagi umat Keuskupan Purwokerto. Selain itu juga sebagai bentuk menghijaukan dan melestarikan tanah-tanah di perbukitan Kaliori yang tandus dan gersang dan membuka lapangan kerja bagi penduduk lokal yang prasejahtera.

Gua Maria Terlengkap dan Terbesar di Indonesia

Dalam perkembangannya, rumusan visi Gua Maria Kaliori disempurnakan menjadi Kompleks Peziarah Gua Maria Kaliori sebagai tempat berdevosi atau tempat berdoa kepada Bunda Maria dan pengembangan spiritualitas Kristiani dalam mewujudkan Kerajaan Allah yang berwawasan lingkungan dan sosial masyarakat.

Baca Juga: Kraca, Kuliner Khas Banyumas dari Keong

Setiap bulannya, Gua Maria Kaliori mengadakan Novena Buda Maria yang khas sehingga menjadikan kompleks ini sebagai tempat pertemuan umat Katolik dan juga umat lain dalam meningkatkan imannya dengan semangat Kristiani.

Gua Maria Kaliori ini memiliki fasilitas yang lengkap, mulai dari rumah retreat hingga jalan salib serta tempat berdoa yang megah. Bahkan Gua Maria Kaliori ini dinobatkan sebagai Gua Maria terbesar dan terlengkap di Indonesia sehingga memiliki daya tari wisata religi yang kuat, khususnya bagi umat Katholik. Peziarah yang datang berasal dari berbagai kota besar di Pulau Jawa, seperti Jakarta,  bandung, Surabaya, Semarang dan juga kota-kota kecil lainnya.

Dilansir dari Jateng.bps.go.id, jumlah umat Kristiani di Kabupaten Banyumas ada sekitar 38.727 umat (2,1 persen dari total populasi Kabupaten Banyumas yang mencapai 1,8 juta jiwa) dan dari jumlah tersebut, sekitar 57 persen adalah umat Katolik. Dengan berdirinya Gua Maria Kaliori sebagai salah satu wisata religi umat Kristiani terbesar di Indonesia menjadi salah satu gambaran besar bahwa Kabupaten Banyumas menjunjung tinggi keberagaman

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya