SOLOPOS.COM - Wiwid Setiyono atau akrab disapa Tiyo Yosh (tengah) bersama rekan grup musiknya, Agung Gombloh (kanan) dan Hanung Sanubari, berkumpul membahas musik di rumah Agung, Kedungringin RT 001/RW 013, Giripurwo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Senin (8/6/2020). (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI - Orkes Musik (OM) Yosh, salah satu grup musik di Wonogiri, meluncurkan lagi bertema virus corona berjudul Status ODP. Video klip itu sudah diluncurkan melalui channel Youtube Om Yosh Official sejak Minggu (7/6) pukul 15.00 WIB lalu.

Hingga Senin (8/6/2020) pukul 16.00 WIB video klip berdurasi lima menit 10 detik tersebut sudah ditonton sebanyak 2.025 kali. Agung Gombloh, sang keyboardist OM Yosh, mengatakan lagu ini dibuat untuk mengisi kekosongan karya grup musiknya di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pakai Masker Gambar Kumis, Wali Kota Solo Kembali Bikin Heboh

Sudah lama lelaki yang sudah sejak 1997 menjadi pemain solo organ itu ingin membuat lagu karena sudah jenuh berdiam diri. Gayung bersambut, vokalis grup musiknya, Wiwid Setiyono atau Tiyo Yosh menyodorkan materi yang bagus. Dia berharap lagu ini menginspirasi.

Menurut penciptanya, Tiyo, lagu tersebut berisi kondisi yang dirasakan seorang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) yang harus menjalani karantina mandiri selama 14 hari, tak bisa bekerja, dan menjaga jarak dengan keluarga. Selain itu tersemat doa agar wabah virus corona (Covid-19) ini segera usai, sehingga kehidupan bisa berjalan normal seperti semula.

“Sebelum meluncurkan video klip ini kami sempat ragu. Tapi akhirnya kami meneguh niat, alhamdulillah masyarakat merespons positif,” kata Tiyo diamini dua rekannya saat berbincang dengan Solopos.com di Kedungringin RT 001/RW 013, Giripurwo, Kecamatan Wonogiri, Senin.

Curhatan Pasien

Perawat di salah satu klinik kesehatan di Ngadirojo, Wonogiri itu menceritakan, ide membuat Status ODP muncul sejak pandemi Covid-19 melanda Wonogiri, Maret lalu. Suatu ketika klinik tempatnya bekerja menangani pasien laki-laki muda yang memiliki gejala klinis mengarah pada infeksi Covid-19. Selanjutnya lelaki itu diperiksa lebih lanjut di RS. Pihak RS memberinya status ODP dan harus menjalani karantina mandiri 14 hari.

“Setelah selesai dipantau dia curhat [mencurahkan isi hati] sama saya. Awalnya dia berat karena khawatir dikucilkan dan tak bisa bekerja. Tetapi ada hikmah besar yang dirasakannya, yakni dia menjadi lebih disiplin dalam menjaga pola makan, berolahraga, dan menerapkan hidup sehat. Pada akhirnya berdasar diagnosis dia menderita demam berdarah,” ulas Tiyo.

Buruh di Prambanan Klaten Positif Covid-19, 30 Orang Kontak Fisik Ikuti Rapid Test

Curhatan pasien itu memantik jiwa seninya untuk menulis lirik dan nada bermodal gitar. Setelah jadi dia menyodorkannya Agung untuk disempurnakan. Agung bertugas mengisi musikalitasnya.

Lalu grup musik ini rekaman pada 21 Mei 2020 di studio rekaman Anonymousic Record, Pokoh, Wonoboyo, Wonogiri. Sehari berikutnya mereka shooting video klip di kawasan kota Wonogiri, seperti dekat kretek bang, rumah personel band di Kedungringin, klinik tempat Tiyo bekerja, dan studio rekaman.

“Band kami ada enam personel, selain saya dan Mas Agung ada Hanung Sanubari main gitar yang juga model video klip, Bayu Candra main bass, Deddy Siregar main drum, Yuddie Pokkle main tabla, dan Very main keyboard,” ujar Tiyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya