SOLOPOS.COM - Timnas Belgia (Dok/JIBI)

Solopos.com — Pelatih Timnas Belgia, Marc Wilmots, memang suka bercanda ketika ditanya alasan mengapa ia mau menerima pekerjaan sebagai juru taktik tim berjuluk de Rode Duivels sejak 2012 lalu. Maka lelaki 45 tahun ini dengan candaannya yang khas mengatakan ia terpaksa mengiyakan job itu karena lelah menjadi komentator sepak bola di ajang Piala Dunia.

Kini tak sekadar berkomentar soal pertandingan di layar kaca, tetapi Wilmots menjadi bagian dari pergelaran akbar bernama Piala Dunia 2014 yang digelar di Brasil. Wilmots berada di sana demi menyiapkan skuat Belgia mengarungi ketatnya persaingan sepak bola terbesar sejagat bersaing dengan 31 negara lainnya dari seluruh dunia.

Promosi Kisah Pangeran Samudra di Balik Tipu-Tipu Ritual Seks Gunung Kemukus

Setelah dua kali pergelaran akbar ini (2006 dan 2001) absen, Belgia kembali lagi. Bukan hanya sebagai penyemarak, melainkan salah satu tim kuda hitam yang diprediksi bakal menjadi batu sandungan tim-tim terbaik lainnya. Bahkan, tak jarang yang menjagokan mereka bisa membawa pulang trofi bola paling prestisius di muka bumi ini.

Boleh jadi laga perdana Grup H kontra Aljazair yang akan digelar Selasa (17/6) malam WIB, akan menjadi pertandingan pertama terbesar mereka sejak delapan tahun terakhir. Namun, bagaimana bisa sebuah negara yang hanya memiliki 34 klub profesional yang terbagi dalam dua divisi di liga domestik itu mengejutkan dunia. Maka Wilmots lah yang mencoba untuk mewujudkan mimpi itu bersama skuat yang dipenuhi dengan para pemain bertalenta sehingga layak disebut sebagai generasi emas Belgia.

Ekspedisi Mudik 2024

“Saya punya rencana untuk mengubah semuanya. Kami akan memulainya lagi. Pertama ini memang tak akan menjadikan kita populer, bahkan mungkin dilupakan,” ujar mantan direktur teknis Timnas Belgia, Michael Sablon, dilansir bbc.com, Senin (16/6/2014) WIB.

Sablon adalah salah satu staf pelatih di balik kesuksesan Belgia menempati urutan keempat Piala Dunia 1986 silam yang mengantarkan mereka ke babak semifinal.
Belgia mencapai babak 16 besar pada Piala Dunia 2002, tetapi gagal melaju ke fase berikutnya. Setelah itu mereka bahkan tak lolos di Jerman dan Afrika Selatan.

Maka Brasil ini adalah buah manis dari kerja keras yang dilakukan Sablon dan rekan-rekannya bertahun-tahun lamanya.

Pertama, mereka melakukan riset ke berbagai tempat pelatihan sepak bola di Prancis, Belanda dan Jerman. Dari hasil perjalanan itu, Sablon pun membuat brosur lalu menyebarkannya ke berbagai klub dan sekolah dan mengajari mereka sepak bola yang benar.
Kedua, tim junior tak berorientasi pada hasil, tetapi proses. Ia melakukan studi terhadap pesepak bola muda dan merekamnya. Hasilnya mengejutkan, mereka rata-rata terlalu berorientasi pada hasil.
Ketiga, adanya aturan kenaikan kelas. Sebagai contoh, jika ia pemain yang beranjak dari usia di bawah 17 tahun ke 19 tahun, maka ia tak akan dipanggil untuk membela tim sebelumnya. Meskipun, laga di level lebih junior itu sangatlah penting.

Hasilnya pun mulai terlihat pada 2009. Belgia mulai memiliki tim-tim junior yang berkembang di negaranya. Maka dari sistem regenarasi yang luar biasa ini lahirlah pesepak bola dengan performa yang menjanjikan.

Antara lain, striker Napoli, Dries Mertens, striker Zenit St Petersburg, Axel Witsel, gelandang Tottenham dan kiper Liverpool, Simon Mignolet. Belum lagi bintang Chelsea, Eden Hazard, kapten Manchester City, Vincent Kompany dan sebagainya.

“Memiliki pemain bagus dalam tim sejak usia muda sangat penting. Sekarang lihatlah kami yang menghasilkan pemain yang bermain di liga-liga tebaik Eropa,” jelas Mignolet. (Farida Trisnaningtyas/JIBI/Solopos)

Pemain Belgia (Ki-Ka) Ciman, van Buyten, Hazard dan Vertongen bermain air. JIBI/Reuters/Dominic Eben

Pemain Belgia (Ki-Ka) Ciman, van Buyten, Hazard dan Vertongen bermain air. JIBI/Reuters/Dominic Eben

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya