SOLOPOS.COM - Skuat Jerman Barat di Piala Dunia 1982 (JIBI/theguardian.uk)

Harianjogja.com, RECIFE—Laga Amerika Serikat (AS) melawan Jerman mengingatkan kembali memori Piala Dunia 1982. Pemicunya, faktor kedekatan emosional antara pelatih AS, Juergen Klinsmann dengan Timnas Jerman.

Klisnmann sukses menangani Timnas Jerman hingga ke babak semifinal Piala Dunia 2006. Saat itu, Klinsi dibantu sang asisten yang tak lain adalah pelatih Jerman saat ini, Joachim Low.

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

Hubungan hati Klinsmann dengan Der Panzer, julukan Jerman juga tak terbantahkan lagi mengingat ia adalah pemain langgaan timnas saat masih aktif bermain. Kini Klisnmann dan Jerman harus saling berhadapan. Hasil seri, cukup meloloskan kedua tim ke babak 16 besar. Di sisi lain, hasil laga kedua tim menentukan nasib Portugal yang diluar dugaan terseok-seok di babak penyisihan grup.

Cristiano Ronaldo dkk harus menang besar saat melawan Ghana plus hasil Jerman kontra AS tidak berakhir imbang jika ingin punya harapan lolos ke 16 besar. Jika AS vs Jerman imbang, Portugal dipastikan pulang.

Kejadian serupa pernah terjadi pada Piala Dunia Spanyol 1982. Saat itu Jerman Barat harus berhadapan dengan negeri serumpun, Austria di grup 2. Jerman Barat yang memiliki poin sama dengan Aljazair cukup menang 1-0 jika ingin lolos.

Walhasil, Austria yang saat itu memuncaki grup lantas mengalah kepada Jerman. Kedua tim bahkan hanya bermain oper operan bola dan tampak santai di lapangan.  Laga ini pun memicu kemarahan penonton. Sejumlah penonton tuan rumah,  termasuk penonton Jerman bahkan membakar bendera mereka sendiri sebagai wujud protes. Protes keras juga dilayangkan Aljazair yang menilai kedua tim bersekongkol menyingkirkan mereka. Akibat main mata itu, Aljazair harus tersingkir karena kalah selisih gol dengan Jerman.

Menanggapi hal itu, Pelatih AS, Juergen Klinsmann menjamin Amerika pantang bermain mata. “Anda berbicara tentang permainan yang terjadi puluhan tahun lalu. Ini adalah bagian dari sejarah Jerman, bukan sejarah Amerika Serikat,” tegas Klinsmann seperti dikutip Dailymail, Kamis (26/6/2014).

“Kami memiliki semangat juang dan tekad untuk melakukannya dengan baik di setiap pertandingan. Kami ingin memenangkan pertandingan dan berada di kursi pengemudi untuk putaran berikutnya. Portugal juga pasti tahu bagaimana kinerja kami saat kami berhadapan dengan mereka. Kami memiliki satu kaki di pintu babak kedua. Kami hanya perlu menempatkan kaki kedua di sana sekarang,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya