SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Instanbul (Solopos.com) — Aktivis lingkungan hidup internasional Greenpeace mendesak agar Turki membatalkan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di negara tersebut. Sebab, pembangkit itu dibangun berdekatan dengan patahan geologi sehingga berpotensi menimbulkan krisis nuklir seperti di Jepang.

Sebelumnya, Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan mengatakan, pembangunan dua PLTN, yaitu di pantai Mediterania dan Laut Hitam tak terpengaruh bencana di Jepang. Turki masih berdiskusi dengan Tokyo Electric Power Co dan Toshiba selaku rekanan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Turki adalah negara yang dilalui patahan lempeng. Gempa kecil dan menengah sering terjadi di negara itu. Dua gempa besar sempat terjadi di Turki tahun 1999 dan menewaskan 20.000 orang lebih.

“Adalah suatu kesalahan bila proyek nuklir itu tetap dilanjutkan setelah melihat yang terjadi di Jepang,” kata Direktur Greenpeace untuk kawasan Mediterania, Uygar Ozesmi, seperti dilansir reuters, Kamis (17/3/2011).

“Di negara yang rawan gempa seperti Turki ini, anda tidak dapat meluncurkan industri tenaga nuklir,” lanjut dia.

Kompleks PLTN di Fukushima, Jepang, terkoyak oleh empat ledakan pasca gempa 9,0 SR dan tsunami yang melanda Jepang, Jumat (11/3/2011) lalu. Para ahli nuklir mengingatkan kecelakaan nuklir Jepang bisa melebihi bencana serupa di Chernobyl tahun 1986. Saat itu, awan radiasi menyebar ke seluruh eropa.

“Terlepas dari bahaya gempa bumi, teknologi nuklir itu sendiri adalah resiko paling utama,” kata Ozesmi.

(dtc/try)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya