SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SUKOHARJO–Grebeg Penjalin IV 2019 menjadi momentum kebersamaan dan kekompakan para pengrajin lokal berskala kecil hingga besar. Event budaya ini bertujuan mengangkat pamor kerajinan rotan kepada masyarakat maupun pelaku usaha.

Grebeg Penjalin IV 2019 di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak digelar mulai 29 April-5 Mei. Event budaya itu bakal melibatkan sekitar 7.500 peserta mulai dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa. Terdapat tujuh kegiatan yang dilaksanakan selama Grebeg Penjalin yakni pawai budaya, bazar produk rotan, pasar malam, workshop, panggung seni dan wayang kulit, lomba menganyam holahop, dan pentas wayang kulit.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Puncak Grebeg Penjalin adalah kirab budaya yang melibatkan 20 komunitas seni dan budaya. Mereka bakal berjalan kaki sepanjang 1,5 kilometer sembari membawa lima gunungan berisi berbagai produk kerajinan rotan. “Ikon Grebeg Penjalin IV 2019 adalah bola takraw raksasa yang dipajang di depat panggung utama. Ada juga tiga sepeda unik dan raksasa karya para mahasiswa Institur Seni Indonesia [ISI] Solo yang ikut memeriahkan kirab budaya,” kata Ketua Panitia Grebeg Penjalin IV 2019, Mujiman, saat berbincang dengan Solopos, Senin (29/4/2019).

Mayoritas pengrajin rotan di Desa Trangsan bakal turut berpartisipasi meramaikan kirab budaya rotan. Selama ini, mereka mengandalkan produksi kerajinan rotan untuk mendapatkan penghasilan setiap bulan. Para pengrajin rotan baik berskala kecil, menengah hingga besar bahu membahu mempromosikan berbagai produk kerajinan rotan kepada masyarakat.

Kepala Desa Trangsan ini menyampaikan esensi utama kegiatan Grebeg Penjalin adalah adalah membidik pangsa pasar lokal. Selama ini, sekitar 90 persen produk kerajinan rotan diekspor ke luar negeri seperti Belanda, Jerman serta beberapa negara di Amerika Latin. ”Padahal, potensi pangsa pasar lokal kerajinan rotan cukup tinggi. Biasanya, order kerajinan rotan berasal dari hotel, restoran, dan café,” papar dia.

Mujiman menyinggung mengenai membanjirnya kerajinan rotan sintetis asal Vietnam dan Tiongkok di pasar domestik selama beberapa tahun ini. Harga kerajinan rotan sintetis lebih murah dibanding kerajinan rotan alami. Namun, bahan baku rotan alami tak menimbulkan efek kesehatan bagi manusia. Tumbuhan rotan bisa menumbuhkan perekonomian masyarakat setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya