Solopos.com, SUKOHARJO — Grebeg Penjalin ke-6 Desa Trangsan, Gatak, Sukoharjo akan digelar selama sepekan pada 11-18 Juni 2023 di balai desa setempat. Sementara Pemerintah Kabupaten Sukoharjo mempertimbangkan mengusulkan kegiatan tersebut sebagai warisan budaya tak benda ke Unesco.
Koordinator Grebeg Penjalin, Suryanto, mengatakan kegiatan tersebut akan dimulai dengan sepeda bersama dengan target 1.500 peserta mengelilingi Desa Wisata Rotan di daerah tersebut. “Alhamdulilah warga cukup antusias, penjualan tiket dikoordinasi RT setempat. Hadiahnya ada sepeda motor, kulkas, sepeda gunung, mesin cuci, TV dan lainnya,” jelas Suryanto, Senin (5/6/2023) di Balai Desa Trangsan.
Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life
Rangkaian kegiatan lainnya adalah bazar kerajinan rotan dan UMKM kuliner, panggung seni dan budaya, focus Group discussion (FGD), posyandu remaja, hingga pergelaran wayang kulit. Panggung seni budaya akan diadakan setiap malam dengan menampilkan campursari, tembang kenangan dan lainnya.
Untuk FGD akan mengundang perwakilan beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) untuk membahas penguatan kelembagaan klaster, pembuatan izin usaha dan lainnya. Ada pula acara yang ditunggu-tunggu masyarakat, yakni kirab budaya yang digelar Rabu (14/6/2023).
Grebeg Penjalin tahun ini, menurut Suryanto, akan berbeda dengan yang sudah-sudah. Kegiatan kali ini lebih terkonsep. “Tema tahun ini kami mengangkat pewayangan. Para perajin akan membuat produk dengan bentuk tokoh-tokoh wayang untuk diarak dalam kirab budaya. Kami juga membuat gerbang gunungan. Kami menargetkan 10 ikon baru seperti Pandawa dan Punokawan yang dibuat dari rotan dalam kirab budaya nanti,” jelas Suryanto.
Para eksportir juga unjuk gigi dalam kegiatan tersebut dengan menampilkan produk-produk kualitas ekspor di bazar. Target jumlah peserta pun dinaikkan menjadi 2.500 warga yang terdiri anak sekolah, masyarakat, para perajin hingga organisasi masyarakat. Sebelumnya, jumlah peserta Grebeg Penjalin berkisar 1.800 orang dengan penyelenggaraan pada akhir Oktober 2022.
Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo, Sri Raharjo, mengatakan pihaknya merencanakan kajian untuk menjadikan Grebeg Penjalin sebagai warisan budaya tak benda. Kajian tersebut rencananya melibatkan akademisi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.
“Tujuan kajian tersebut untuk menggali lebih dalam agar Grebeg Penjalin bisa diakui sebagai warisan budaya tak benda UNESCO,” jelas Sri Raharjo.
Ia meminta pihak desa, masyarakat, dan perajin rotan dapat bekerjasama apabila akademisi singgah mencari data. Mereka juga diminta untuk bisa mendampingi atau memberikan data maupun sejarah asal muasal grebeg penjalin.