SOLOPOS.COM - Vestappen (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

 

 

Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia

Harianjogja.com, SPA FRANCOSCHAMPS — Jenson Button selalu ingat ketika pemilik tim Frank Williams meneleponnya lewat telepon genggam dan menanyakan apakah ia siap berlaga pada perlombaan Formula Satu.

Pebalap yang akhirnya menjadi juara dunia itu, ketika itu berusia 19 tahun, dan sedang menikmati bir dan sepiring sosis di pub bersama teman-temannya, ketika itu tidak menanggapi serius telepon itu.

Ekspedisi Mudik 2024

“Ketika itu saya mengatakan tidak,” kata Button ketika dihubungi pada Kamis, saat diberi tahu bahwa pebalap dari Belanda berusia 16 tahun Max Verstappen akan menjadi pebalap termuda bila ia melakukan debutnya tahun depan bersama Toro Rosso.

“Kemudian ayah saya mengatakan ‘Saya tidak percaya dengan apa yang saya dengar. Telepon balik dia, berbohong padanya … katakan bahwa engkau bersedia’,” kata pebalap Inggris itu, yang mengawali lombanya pada tahun 2000-ketika ia berusia 20 tahun.

“Saya menelponnya kembali dan akhirnya melakukan ‘test drive’ dan kemudian mulai membalap. Anda harus mengambil kesempatan itu karena Anda tidak tahu apakah tawaran seperti itu akan datang lagi,” katanya.

Verstappen akan berusia 17 tahun bulan depan dan akan mempertajam rekor pebalap Spanyol Jaime Alguersuari bersama tim sama pada 2009, dengan selisih usia dua tahun.

Pebalap Belanda itu mengawali karirnya di atas kendaraan karting mulai tahun lalu dan kini sedang berlaga selama satu musim di jenis lomba Formula 3 Eropa.

Para pebalap yang ditanyai tentang pesaing baru mereka pada masa mendatang itu — yang ayahnya (Jos) berlomba melawan Button serta duet Ferrari Fernando Alonso dan Kimi Raikkonen– dengan senada mengatakan mereka belum siap untuk berlomba dalam usia semuda itu.

Tetapi pada umumnya pebalap lain mengatakan mereka siap bila ada tawaran seperti itu.

Tidak Siap

“Terkadang orang siap untuk berlaga di Formula Satu pada usia 17 tahun dan terkadang pada usia 29 tahun dan ada juga yang tidak siap sama sekali. Itu tergantung dari karakter dan kepribadian,” kata juara dunia dua kali Alonso, yang mengawali debutnya bersama Minardi ketika berusia 19 tahun pada 2001.

“Mungkin pada usia 17 tahun saya belum siap. Kendati Anda merasa sudah siap, dan bila saya merasa 17 tahun sudah siap, dan kini sudah selama 14 tahun di F1, Anda akan tahu betapa banyak yang harus dipelajari dan diperbaiki dan itu semua dilakukan dalam perjalanan waktu,” katanya.

“Tapi sekarang mobil F1 lebih mudah dikendarai, tidak terlalu tergantung pada fisik, jadi kelihatannya akan banyak membantu pebalap baru,” katanya.

Formula Satu merupakan bisnis berubah-ubah, sehingga bila ada kesempatan dan peluang harus ditangkap, karena peluang itu dapat menguap dengan cepat.

“Anda akan selalu mengatakan bahwa Anda siap berlomba di ajang laga Formula Satu,” kata Button. “Dan saya harap Verstappen juga.” Pebalap asal Jerman di tim Sauber, Adrian Sutil, setuju dengan pemanfaatan peluang it, kendati perjalanan karir di cabang itu membahayakan.

“Mungkin ini satu-satunya kesempatan yang Anda dapat,” katanya. “Saya mungkin akan melakukan hal sama bila ada telepon pada saya ketika berusia 17 atau 18 tahun. Saya tidak akan mengatakan ‘Tidak’, masih terlalu muda. Telepon saya tiga tahun mendatang’.” “Anda harus berharap segala sesuatunya berjalan dengan lancar ke arah yang benar, kalau tidak, hidup ini akan amat sulit bagi para pemuda. Banyak yang memiliki kesempatan tapi bila ia sudah beraksi, tidak ada lagi yang menginginkannya. Kita melihat kejadian seperti itu beberapa kali,” katanya.

Raikkonen, juara dunia 2007 yang melakukan debut F1 pada 2001 setelah hanya 23 kali lomba pada ajang Formula Renault, mengatakan, datangnya Verstappen membuat ia merasa tua.

Tapi ia, seperti halnya pebalap lain, mengulang pendapat umum pada pebalap bahwa “bila Anda cukup baik maka Anda cukup tua”.

Pebalap Finlandia itu juga menyatakan bahwa kemungkinan Verstappen memiliki pengalaman lebih banyak dibanding dengan dia ketika melakukan debutnya di F1.

Ia juga sepaham bahwa kendaraan generasi baru V6 turbo hybrid — yang lebih rumit dari sisi mesin — tapi lebih mudah dikemudikan dibanding kendaraan lama yang lebih membutuhkan kekuatan otot.

“Waktu akan berbicara tapi kendaraan itu lebih sederhana saat ini ketimbang di masa lalu,” kata pebalap Ferrari itu.

“Saya kira Anda mempersiapkan diri lebih mudah saat sekarang dibanding masa lalu, jadi saya kira tidak ada masalah,” katanya.



“Anda mendapat kesempatan dan itu mungkin kesempatan satu-satunya yang Anda terima untuk membalap di Formula Satu. Saya melakukannya dengan cara tidak sama. Saya merasa lebih siap untuk membalap di F1 pada tahun-tahun berikutnya,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya