SOLOPOS.COM - Gubernur Ganjar Pranowo memeriksa pasukan peserta apel GP Ansor dan Banser se-Kabupaten Cilacap dalam rangka Hari Lahir Ke-92 Nahdlatul Ulama di Alun-Alun Majenang, Kabupaten Cilacap, Jateng, Kamis (1/2/2018). (JIBI/Solopos/Antara-Humas dan Protokoler Setda Jateng)

GP Ansor dan Banser NU mendaulat Gubernur Ganjar Pranowo menjadi inspektur upacara apel hari kelahiran (harlah) Nahdlatul Ulama (NU) di Alun-Alun Cilacap, Jateng.

Semarangpos.com, SEMARANG — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang kembali maju sebagai peserta Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jateng 2018 didaulat Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) menjadi inspektur upacara apel Hari Lahir ke-92 Nahdlatul Ulama di Alun-Alun Cilacap, Jateng, Kamis (1/2/2018).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebagaimana didokumentasikan Humas dan Protokoler Setda Jateng dan disebarluaskan Kantor Berita Antara, Ganjar Pranowo sempat memeriksa pasukan peserta apel dalam kegiatan itu. Calon gubernur Jateng yang berpasangan dengan calon wakil gubernur Taj Yasin dalam pemilihan umum kepala daerah (pilkada) serentak 2018 itu tampil dengan mengenakan sarung warna kuning yang dipadu dengan kemeja warna putih dan jas warna hitam, lengkap dengan peci.

Dalam upacara yang digelar di Alun-Alun Majenang, Kabupaten Cilacap, Jateng itu, Ganjar Pranowo mengajak anggota GP Ansor dan Banser menjaga keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia dari berbagai ancaman yang ingin memecah belah persatuan serta kerukunan bangsa.  “Mari kita bersama-sama menjaga NKRI karena cita-cita negara tidak hanya untuk besok, tapi untuk selamanya dan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur,” seru Ganjar.

Ganjar Pranowo selaku inspektur upacara dalam apel itu juga meminta anggota GP Ansor dan Banser merapatkan barisan serta bergotong royong dengan seluruh elemen masyarakat untuk mengawal Indonesia dari berbagai ancaman Ancaman terhadap keutuhan NKRI itu antara lain, ideologi yang bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

“Jika ada yang mengancam keutuhan NKRI, ideologi-ideologi yang tidak sama dengan konstitusi, maka Banser terdepan untuk menghadapinya,” ujarnya di hadapan ratusan anggota GP Ansor dan Banser.

Politikus PDI Perjuangan yang tak lagi berpasangan dengan Heru Sudjatmoko dalam pilkada atau tepatnya Pilgub Jateng 2018 itu lalu mengungkapkan gangguan terhadap keutuhan NKRI selalu ada, apalagi pada era globalisasi karena semua tanpa batas yang jelas, termasuk nilai-nilai di masyarakat, baik bidang sosial, politik, budaya maupun lainnya. “Cara menjaga agar jadi jelas adalah, apakah itu sesuai dengan ideologi dan dasar negara Indonesia,” katanya.

Menurut Ganjar, jika ada perbedaan pandangan atau menyelesaikan suatu permasalahan, maka semua harus berembuk serta bermusyawarah untuk mufakat yang merupakan kepribadian asli Indonesia, bukan justru berkelahi, saling menghujat, memfitnah, dan menyebarkan berita bohong atau hoaks. “Saya mewakili masyarakat Jawa Tengah, mengucapkan terima kasih kepada Ansor dan Banser yang merupakan sedulur tua karena dua organisasi ini lahir sebelum Indonesia merdeka, dan lebih tua dari partai politik yang ada sekarang,” ujarnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya