SOLOPOS.COM - Seorang peserta Garuda Indonesia Beijing Cycling and Photography mengangkat sepeda dan berfoto dengan latar belakang Tembok Besar China, Minggu (16/9/2012). (Foto: Anton WP/JIBI/SOLOPOS)

Seorang peserta Garuda Indonesia Beijing Cycling and Photography mengangkat sepeda dan berfoto dengan latar belakang Tembok Besar China, Minggu (16/9/2012). (Foto: Anton WP/JIBI/SOLOPOS)

Pekan lalu, Bisnis Indonesia Group diajak PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk acara nggowes di Beijing, China. Bagaimana kisah perjalanan itu? Berikut laporan wartawan SOLOPOS Anton W Prihartono.

Promosi Keren! BRI Raih Enam Penghargaan di PR Indonesia Awards 2024

Setelah melewati gari finis di Tembok Besar China Shui Chang Cheng, raut muka para peserta gowes bertajuk Garuda Indonesia Beijing Cycling and Photography langsung merekah. Beberapa peserta langsung mengepalkan tangan dan mengangkat tinggi-tinggi. Bahkan, di antara mereka ada yang mengangkat sepeda dan meminta peserta lainya untuk memotret. Syahwat untuk berfoto dengan latar belakang Tembok Besar China seolah tak bisa dilewatkan. Ya, narsis menjadi agenda wajib.

Mereka tidak hanya dari wilayah Jakarta, melainkan juga dari Bandung, Surabaya, bahkan dari Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung. “Saya dari Pangkal Pinang. Rombongan kami jumlahnya 13 orang,” ujar Chang Dji Sin.

Kakek berusia 66 tahun tersebut mengaku baru lima tahun menggeluti hobi bersepeda. Rute-tute panjang dan menanjak pun telah berhasil dilewati. ”Saya pernah ikut nyepeda Pangkal Pinang sampai Mentok dengan jarak 138 kilometer,” ungkap dia.

Ada peserta yang menarik perhatian dalam acara nggowes itu. Dia adalah Fredy Suryana. Beberapa kali, Fredy diminta untuk berfoto bersama dengan peserta lainnya. Bagaimana tidak, Fredy adalah peserta tertua dalam acara nggowes itu. Laki-laki asal Bandung tersebut telah berumur 71 tahun. Yang hebat lagi, Fredy termasuk rombongan pertama yang masuk garis finis. ”Rute ini belum seberapa. Saya pernah nggowes Bandung sampai Pangandaran dengan jarak 200 kilometer lebih. Bahkan, Bandung-Yogyakarta juga pernah,” ungkap kakek 11 cucu tersebut.

Yang istimewa, acara itu juga diikuti seorang ”penyusup.” Dia adalah Embang, 24, laki-laki asal Bogor. Sepedanya paling jelek dibanding peserta lainnya. Namun, sepeda jelek dan kotor tak menyurutkan Embang meramaikan acara itu.

Bagi Dirut Garuda Indonesia, Emirsyah Satar maupun Dubes RI untuk China dan Mongolia Irman Cotan, acara tersebut sangat strategis untuk mempromosikan Indonesia di Negeri Tirai Bambu tersebut.

Setelah makan siang, peserta pun disibukkan dengan membongkar sepeda. Bagian-bagian sepeda seperti roda dan pedal dilepas dan selanjutnya dimasukkan ke dalam kardus. Tak sampai satu jam, sepeda-sepeda tersebut sudah terbungkus rapi di dalam kardus. ”Selamat tinggal Great Wall,” ujar salah satu peserta, Pandu. (Habis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya