SOLOPOS.COM - Salah satu lapangan di GOR Djarum, Jati, Kudus. GOR bertaraf internasional ini memiliki 16 lapangan bulu tangkis, 12 lapangan di antaranya berlapis venil. (Hanifah Kusumastuti/JIBI/Solopos)

GOR Jati Djarum yang merupakan markas PB Djarum menjadi dambaan para pebulu tangkis muda Indonesia menempatinya.

Panorama Super Smash Sculpture di GOR Jati, markas besar PB Djarum, pada malam hari. (pbdjarum.org)

Panorama Super Smash Sculpture di GOR Jati, markas besar PB Djarum, pada malam hari. (pbdjarum.org)

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Semarangpos.com, KUDUS — Siapa yang tak mengenal PB Djarum. Akademi bulu tangkis ternama Tanah Air ini sudah mencetak sederet jawara. Dari masa Liem Swei King, Christian Hadinata, Hariyanto Arbi, hingga generasi Tontowi Ahmad dan Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Selain dikenal sukses mencetak pebulu tangkis legendaris, PB Djarum populer karena lengkapnya fasilitas yang mereka punya. Tak ayal, banyak yang bermimpi untuk bisa bergabung dengan perkumpulan bulu tangkis di Kota Kretek ini.

Tahun ini, sekitar 4.000-an bocah dari seluruh Indonesia mengikuti Audisi Beasiswa Bulu Tangkis Djarum 2017. Memangnya apa saja fasilitas yang dimiliki PB Djarum sampai-sampai begitu didambakan ribuan generasi muda peminat perbulutangkisan Indonesia?

Saat meliput Final Audisi Beasiswa Bulu Tangkis Djarum 2017, Solopos memiliki kesempatan untuk menengok kompleks GOR Djarum di Jl. Raya Kudus Km 3 Purwodadi-Kudus, Jati, Kudus, secara mendetail.

Kompleks yang biasa disebut dengan GOR Jati ini terintegrasi dengan asrama atlet PB Djarum. Kompleks olahraga ini didirikan pada 2004 dan diresmikan dua tahun kemudian dengan menelan biaya hingga Rp30 miliar. Kompleks ini disebut-sebut sebagai pusat bulu tangkis terbaik di Asia.

GOR Jati berdiri di lahan seluas 49.207 m2 dengan dikelilingi aset-aset milik PT Djarum, termasuk pergudangan. Di pelataran depan GOR, berdiri kokoh patung pebulu tangkis yang mengangkat raket seolah-olah hendak melakukan pukulan smash. Patung itu berdiri di atas bola-bola dunia seperti halnya atlet-atlet Djarum yang kerap menjuarai turnamen bergengsi di seantero Bumi.

Hall of fame yang memajang foto-foto legenda bulu tangkis dunia jebolan PB Djarum di dinding lobi depan GOR Djarum, Jati, Kudus, Jumat (8/9/2017). (Hanifah Kusumastuti/JIBI/Solopos)

Hall of fame yang memajang foto-foto legenda bulu tangkis dunia jebolan PB Djarum di dinding lobi depan GOR Djarum, Jati, Kudus, Jumat (8/9/2017). (Hanifah Kusumastuti/JIBI/Solopos)

Memasuki gedung GOR, pengunjung langsung disuguhi hall of fame legenda PB Djarum di ruang lobi. Di tempat itu, terpampang foto legenda dunia jebolan PB Djarum seperti Liem Swei King, Alan Budi Kusumo, dan Christian Hadinata dengan disertai keterangan mengenai sejarah karier masing-masing.

Melihat foto-foto itu pengunjung seperti diajak menengok kembali kejayaan King ketika menjuarai tiga All England, Ardy B. Wiranata meraih perak Olimpiade 1992, dan Alan ketika juara Olimpiade 1992. Foto-foto itu berada di lobi yang diapit dengan ruang perpustakaan dan ruang pertemuan.

Di dalam GOR Jati, tersedia 16 lapangan. Dua belas lapangan di antaranya beralaskan kayu dengan dilapisi venil (karet sintetis) berwarna hijau. Lampu penerangan dipasang di setiap lapangan. GOR bertaraf internasional ini pun diklaim sebagai salah satu arena bulu tangkis termegah di Asia Tenggara.

 Papan ranking dunia dan nasional yang terpajang di dinding bagian lobi belakang GOR Djarum Jati, Kudus, Jateng, Jumat (8/9/2017). (Hanifah Kusumastuti/JIBI/Solopos).


Papan ranking dunia dan nasional yang terpajang di dinding bagian lobi belakang GOR Djarum Jati, Kudus, Jateng, Jumat (8/9/2017). (Hanifah Kusumastuti/JIBI/Solopos).

Sementara itu, dinding belakang GOR dimanfaatkan untuk memajang daftar ranking pebulu tangkis nasional dan dunia. Menurut pelatih PB Djarum, Ellen Angelina, papan pemeringkatan itu selalu di-upadate setiap ada rilis PBSI atau BWF.

“Ada bagian media kami yang khusus untuk mengupdate papan ranking ini. Itu kami pasang untuk memotivasi para pemain,” jelas Ellen saat berbincang dengan Solopos di GOR Djarum, Jumat (8/9/2017).

Dinding-dinding GOR Jati juga banyak dihiasi jersey milik pebulu tangkis jebolan PB Djarum, seperti milik Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir. Sisi kiri lobi belakang itu terdapat ruang fisioterapi dan fitness yang biasa dipakai untuk penyembuhan cedera serta untuk menjaga kebugaran tubuh atlet-atlet PB Djarum.

Ruang makan di kompleks GOR Djarum Jati, Kudus. Ruangan ini bersebelahan dengan dapur atlet yang memasak makanan dengan bahan-bahan seperti sayur, ikan, dan daging. (Hanifah Kusumastuti/JIBI/Solopos)

Ruang makan di kompleks GOR Djarum Jati, Kudus. Ruangan ini bersebelahan dengan dapur atlet yang memasak makanan dengan bahan-bahan seperti sayur, ikan, dan daging. (Hanifah Kusumastuti/JIBI/Solopos)

Semakin masuk ke dalam kompleks GOR Jati, Solopos harus melewati lorong yang diapit ruang dapur dan ruang makan. Ruang itu berada sebelum asrama atau gedung tempat tidur atlet.

Di bagian dapur, para pekerja biasa sibuk memasak dari pukul 04.00 WIB. Ada sekitar lima juru masak dengan dua orang tukang belanja keperluan dapur.

Menu yang dibikin bervariasi setiap hari dan atas rekomendasi dari dokter gizi PB Djarum. Pebulu tangkis PB Djarum mendapat jatah makan pagi, siang, dan malam. Menurut salah satu juru masak, Iin Merawati, sebenarnya tidak banyak pantangan mengenai jenis masakan yang disediakan kepada para atlet, asal tidak memakai penyedap rasa.

Asrama Atlet PB Djarum di kompleks GOR Djarum, Jati, Kudus (tampak dari luar). (Hanifah Kusumastuti/JIBI/Solopos)

Asrama Atlet PB Djarum di kompleks GOR Djarum, Jati, Kudus (tampak dari luar). (Hanifah Kusumastuti/JIBI/Solopos)

Suasana di koridor asrama atlet putri PB Djarum di kompleks GOR Djarum Jati, Kudus, Sabtu (9/9/2017). Terdapat 20 kamar di asrama atlet putra dan 20 kamar di asrama atlet putri. (Hanifah Kusumastuti/JIBI/Solopos)

Suasana di koridor asrama atlet putri PB Djarum di kompleks GOR Djarum Jati, Kudus, Sabtu (9/9/2017). Terdapat 20 kamar di asrama atlet putra dan 20 kamar di asrama atlet putri. (Hanifah Kusumastuti/JIBI/Solopos)

Semakin masuk ke areal kompleks GOR Jati, berdiri kokoh gedung asrama atlet putra dan atlet putri. Gedung asrama putra dan putri berdiri terpisah di sisi kanan dan kiri dan berjarak sekitar 20 m.

Areal bagian asrama ini sangat bersih dan asri dengan dikelilingi pepohonan besar dan rindang. Pohon mangga hingga trembesi menaungi kawasan sekitarnya.



Gedung asrama putra dan putri masing-masing dua lantai dan memiliki 20 kamar dengan total kapasitas 100 orang. Masing-masing kamar dilengkapi tempat tidur, meja belajar, lemari baju, dan AC sebagai penyejuk udara. Tapi tidak boleh ada televisi di dalam kamar.

Setiap kamar itu dihuni dua hingga tiga pebulu tangkis. Biasanya untuk anak-anak berusia SD, setiap kamar diisi tiga orang. Sedangkan dua orang per kamar untuk jenjang U-15 ke atas.

“Ada ketua kamar yang bertanggung jawab untuk mengatur dan membagi kebersihan kamar dan lain-lain,” lanjut Ellen.

Total ada sekitar 80 atlet yang tinggal di asrama itu. Mereka mendapat pengawasan penuh dari pelatih sekaligus pembina asrama. Mereka tinggal di rumah pelatih yang terletak persis di depan asrama.

Ruang fisioterapi dan fitnes center di kompleks GOR Djarum Jati, Kudus. Ruangan ini dimanfaatkan untuk pemulihan atlet yang cedera dan peningkatan kebugaran fisik. (Hanifah Kusumastuti/JIBI/Solopos)

Ruang fisioterapi dan fitnes center di kompleks GOR Djarum Jati, Kudus. Ruangan ini dimanfaatkan untuk pemulihan atlet yang cedera dan peningkatan kebugaran fisik. (Hanifah Kusumastuti/JIBI/Solopos)

Dengan jadwal latihan yang sangat ketat setiap harinya, anak-anak PB Djarum ini tak bisa keluyuran setiap saat. Namun, tetap ada hari-hari di mana mereka bisa keluar kompleks untuk jalan-jalan ke lingkungan sekitar.

“Mereka boleh keluar pada Rabu, Sabtu, dan Minggu. Tapi tetap saja ada jam malam. Kalau Sabtu, bagi pemain putri sampai pukul 21.30 WIB sudah harus sampai asrama. Kalau putra sampai pukul 22.00 WIB,” jelasnya.

GOR Jati ini dipakai untuk latihan atlet tunggal putra dan tunggal putri. Sementara itu, atlet nomor ganda bermarkas di GOR Djarum di Jakarta. GOR Jati merupakan markas ketiga yang dibangun PB Djarum di Kudus.

Pada awal berdirinya di tahun 1969, pemain Djarum masih menempati GOR Bintingan Lama. Itu merupakan bekas brak (tempat karyawan melinting rokok) milik PT Djarum.

Liem Swie King yang menjadi generasi emas pertama PB Djarum pada era 1970-an pun masih mengingat betul bagaimana kondisi GOR Bintingan Lama.

“Dulu pas zaman saya [GOR Bintingan Lama], anak-anak sebelum main harus membersihkan dulu lintingan rokok dari lapangan, baru bisa main. Waktu itu juga baru ada dua lapangan. Tapi tetap saja kami semangat main,” jelas juara tiga kali All England, Liem Swie King.

Kemudian sekitar 1982 mereka pindah ke GOR Kaliputu yang letaknya sekitar 5 km dari GOR Jati. “Saya begitu masuk Djarum latihannya di GOR Kaliputu. GOR-nya belum sebagus ini (GOR Jati),” jelas legenda PB Djarum lainnya, Ivana Lie.

Data dan Angka Kompleks GOR Jati
Kompleks GOR Djarum di Jati, Kudus (GOR Jati)
Alamat: Jl. Raya Kudus KM 0.3 Purwodadi-Kudus, Jateng
Pembangunan: 2004-2006
Biaya Pembangunan: Rp30 miliar
Peresmian: 27 Mei 2006
Luas Kompleks: 43.207 m2
Bangunan:
1. GOR Jati
Memiliki:
-16 Lapangan
-Ruang Perpusatakaan
-Ruang Pertemuan
-Ruang Fisioterapi & Kebugaran
-Ruang Komputer
-Ruang Audio Visual
2. Dapur
3. Ruang Makan
4. Asrama Putra
-20 kamar tidur
-kamar mandi
-tempat tidur
-meja belajar
-almari baju
5. Asrama Putri
-20 kamar tidur
-10 kamar kecil/mandi
-tempat tidur
-meja belajar
-almari baju
6. Rumah Pelatih Putra
7. Rumah Pelatih Putri
Sumber: PB Djarum/peliputan. (hkt/JIBI/Solopos)

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya