SOLOPOS.COM - Logo Google (design.google.com)

Google mengubah tampilan pencarian berita.

Solopos.com, SOLO – Google akhirnya mengubah tampilan mesin pencari setelah menerima kritikan akibat munculnya berita palsu di platformnya. Perusahaan yang bermarkas di Kalifornia itu saat ini tak lagi menampilkan bagian In the News pada hasil pencarian di desktop. In the News merupakan kumpulan hasil pencarian tertentu yang biasanya diambil dari situs-situs berita.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Karenanya, ketika hasil pencarian tersebut ditelusuri lebih lanjut, pengguna akan diarahkan ke Google News. Fitur tersebut akan diganti dengan model carousel Top Stories seperti yang ditampilkan pada hasil pencarian di Google versi mobile. Menurut sumber anonim, keputusan ini sudah direncanakan cukup lama.

Penghilangan fitur ini diharapkan dapat membantu pengguna membedakan dua produk Google. Jadi, ada garis batas yang jelas antara mesin pencari Google dengan Google News. Berdasarkan pantauan, perubahan tampilan ini sudah mulai digulirkan oleh Google. Saat melakukan pencarian dengan kata kunci tertentu, fitur In the News yang biasanya hadir di urutan awal pencarian telah berganti dengan Top Stories.

Mengutip Liputan6 dari Business Insider, Minggu (20/11/2016), perubahan ini disebut tak lepas dari kesalahan yang terjadi saat pemilihan umum Amerika Serikat beberapa waktu lalu. Ketika itu, fitur In the news pada hasil pencarian teratas ternyata menampilkan berita bohong alias hoax.

Urutan pertama hasil pencarian pada bagian In the News diisi oleh sebuah blog dengan nama 70 News. Berita itu menyebutkan bahwa Donald Trump menang pada pemilu AS dengan margin hampir 700.000.

Namun kabar itu nyatanya tak benar. Akibatnya, tekanan pada Google untuk tak menampilkan berita bohong pun terus menguat dari publik. Hal serupa sebenarnya juga terjadi pada Facebook. Sebagai informasi, fitur In the News sedikit berbeda dibandingkan Google News.

Kendati fitur tersebut menampilkan hasil berita, algoritma yang digunakan tetap sama dengan mesin pencari Google umumnya. Hasil pencarian Google Search tak bisa membedakan hasil pencarian adalah fakta atau sebaliknya. Fitur ini berbeda dengan Google News yang sumbernya lebih dulu disetujui tim peninjau, hasil pencarian Google Search biasanya menyaring seluruh informasi di Internet.

Sebelumnya, raksasa Internet itu telah menggulirkan sistem fast check untuk memastikan keaslian sebuah berita. Sistem tersebut meluncur pada Oktober lalu di Inggris Raya dan Amerika Serikat, namun belum pasti akan beredar secara global. Fact check ditampilkan pada hasil pencarian sebuah berita. Tanda ini akan ditampilkan sama seperti kategori berita yang sudah ada saat ini.

Melansir Liputan6 dari Wired, Senin (17/10/2016), Head of Google News Richard Gingras melalui laman blog Google menyebut pengguna akan melihat tanda artikel (fact check) ditampikan di news.google.com atau di aplikasi Google News dan Weather untuk IOS dan Android.

Google menentukan sebuah artikel adalah fakta berdasarkan ulasan dari Schema.org. Karena itu, untuk memastikan sebuah artikel fakta harus memenuhi beberapa kriteria dari sistem yang disebut Claim Review.

Kehadiran fact check ini menambah daftar tanda berita di Google News yang lebih dulu hadir, seperti Opinion, In-Depth, atau Wikipedia sejak 2007. Menurut beberapa pihak, kehadiran fitur baru ini seakan menjawab kebutuhan akan informasi yang faktual dari internet. Terlebih, tak sedikit hasil pencarian teratas di Internet kerap menampilkan berita hoax atau palsu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya