SOLOPOS.COM - Ilustrasi Gongcik. (dpad.jogjaprov.go.id)

Solopos.com, PATI — Perkembangan seni bela diri pencak silat di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) terbilang cukup pesat. Sejumlah daerah di Jawa Tengah (Jateng) bahkan memiliki aliran pencak silat asli atau khas daerahnya, seperti di Kabupaten Pati, yang dikenal dengan nama Gongcik.

Bagi sebagian masyarakat Jateng, nama Gongcik mungkin terdengar asing. Meski demikian, Gongcik ini cukup populer di wilayah Pati.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Gongcik merupakan seni bela diri pencak silat asli Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng), yang lahir dan berkembang di Desa Pasucen, Kecamatan Trangkil. Seni bela diri ini konon sudah ada sejak masa kolonial atau penjajahan Belanda.

Ekspedisi Mudik 2024

Gongcik konon diciptakan untuk menipu Pemerintah Hindia Belanda kala itu. Gongcik disamarkan sebagai sebuah kesenian yang diiringi dengan alat musik gamelang.

Dilansir dari berbagai sumber, Gongcik berasal daari kata gong dan cik. Gong menggambarkan gamelan dan cik berasal dari encak-encik yang dipraktikan dalam pencak silat Jawa.

Gongcik diyakini muncul karena kala itu seni bela diri dilarang oleh Belanda. Hal itu pun membuat masyarakat harus menyamarkan dengan kegiatan seni untuk berlatih bela diri pencak silat.

Dalam proses latihanya, seni bela diri Gongcik ini turut diiringi dengan musik gamelan. Dengan cara ini pulalah, Pemerintah Hindia Belanda menjadi tidak sadar jika pertunjukan seni yang dipraktikan itu merupakan sebuah teknik bela diri. Belanda pun akhirnya mengizinkan warga Pasucen, Pati, berlatih Gongcik.

Melalui gongcik, masyarakat saat itu mampu belajar pencak silat secara diam-diam. Hal ini mungkin saja benar, mengingat bahwa persebaran sebuah kesenian bela diri seperti pencak silat sangatlah mengancam pendudukan Belanda di Indonesia kala itu.

Saat era itulah gongcik memiliki pesan yang berkaitan dengan perlawanan melawan penjajah. Pesan yang disampaikan dari gongcik, seni bela diri pencak silat asli Pati, Jawa Tengah ini, adalah untuk membekali masyarakat agar memiliki kemampuan membela diri.
.
Ada beberapa perbedaan gongcik dengan bela yang diri lainnya. Pada gongcik ini juga diiringi dengan musik gamelan, yang terdiri dari gong hingga kendang. Di sisi lain, gongcik memiliki gerakan yang lebih luwes, terbuka, dan fleksibel.

Setiap penampilan goncik ada 20 orang. Ini juga termasuk penabuh gamelan dan para pemeran yang menampilkan aksi bela diri. Hingga kini juga masih banyak warga yang meminta para pemain gongcik untuk pentas di acara-acara hajatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya