Golaga, Wisata Gua Lawa Kekinian di Purbalingga

Solopos.com, PURBALINGGA – Jika pada umumnya wisata gua identik dengan petualangan yang ekstrem dengan menyusuri medan yang licin dan ruangan yang gelap, berbeda dengan Golaga di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.

Goa Lawa Purbalingga atau dikenal dengan singkatan Golaga ini menawarkan pemandangan goa yang eksotis dengan pencahayaan yang memukau. Seperti namanya, Goa yang berada di Desa Siwarak, Kecamatan Karangreja ini adalah rumah bagi sejumlah lawa (Bahasa Jawa: Kelelawar).

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

Berdasarkan pantauan Solopos.com melalui kanal Youtube Destindo, Senin (2/5/2022), Golaga ini terdiri dari beberapa gua yang masing-masing memiliki cerita di baliknya. Gua-gua tersebut di antaranya ada Gua Ratu Ayu yang konon dulu dihuni oleh dua perempuan cantik bernama Endang Murdianingsih dan Endang Murdianingrum.

Kedua  wanita cantik ini memiliki tiga ekor binatang kesayangan berupa harimau dengan warga beragam. Seekor berwarna putih, seekor berwarna kuning dan seekor lagi berwarna hitam. Konon, warga setempat percaya bahwa tiga harimau milik dua wanita cantik penghuni goa tersebut masih kerap ditemui di malam-malam tertentu.

Hal ini berdasarkan pengamalan mistis yang dialami oleh beberapa warga yang konon pernah melihat sosok tiga ekor harimau tersebut di dalam goa.

Baca juga: Kue Amprut Kuliner Khas Lebaran di Pemalang

Selain itu, ada juga Gua Balai Pertemuan Agung. Konon, di tempat tersebut pernah digunakan oleh para Wali Songo untuk melakukan pertemuan dan membahas agenda dalam penyebaran Agama Islam di pulau Jawa, khususnya di kawasan Purbalingga.

Hingga sekarang, goa ini masih didatangi oleh mereka yang hendak bermeditasi dan juga berdoa memohon kepada Yang Maha Kuasa supaya permohonan dan harapan mereka terkabul. Konon, mereka yang bertapa di gua ini tidak sedikit dari kalangan petinggi negara atau politisi.

Baca juga: Dalam Semalam, Pria Ini Satroni 4 Rumah Warga di Wirosari Grobogan

Gua Lawa Purbalingga

Kemudian ada Gua Dada Lawa yang menjadi pusat dari Golaga ini. Sayangnya, gua ini tidak boleh diakses siapapun dikarenakan banyak lawa atau kelelawar di dalamnya. Bahkan di bagian mulut gua, sudah diberi pembantas sehingga pengunjung tidak bisa memasukinya.

Menurut pemandu setempat bernama Gus, keleawar di gua tersebut akan keluar saat waktu menjelang petang dan akan kembali masuk ke gua sebelum subuh. Selain itu, penamaan Goa Dada Lawa dikarenakan bentuk gua tersebut mirip dengan dada kelelawar.

Di dalam gua juga terdapat sejumlah sungai, di antaranya Sendang Drajat yang konon airnya tidak pernah kering meski sedang musim kemarau. Bahkan, air dari sendang ini dipercaya bahwa siapapun yang membersihkan wajahnya dengan air sendang tersebut akan awet muda dan siapapun yang meminum air dari sendang juga akan dipermudah dalam mendapatkan rezeki.

Baca juga: Partai Buruh Jawa Tengah Bikin 8 Posko Mudik Lebaran, Cek Lokasinya

Sungai berikutnya bernama Telaga Kumala yang berada di gua yang lokasinya sedikit ke dalam. Menurut sang naravlog, meskipun goa tersebut sudah ada penerangan, namun nuansa kengerian masih terasa.

Coffee Shop di Gua

Keunikan lain dari Golaga ini adalah adanya kafe atau coffee shop yang ada di bagian mulut goa. Coffee Shop bernama Lawa Coffee Shop ini menyediakan berbagai macam menu kopi dan juga makanan kekinian. Jika biasanya coffee shop memiliki nuansa kekinian atau milenial, sedangkan Coffee Shop di Golaga ini memiiki nuansa alam berupa goa yang terbentuk dari aktivitas vulkanik selama berjuta-juta tahun, unik bukan?

Tiket masuk Golaga ini sebesar Rp15.000 per orang untuk hari biasa dan Rp20.000  per orang untuk akhir pekan dan hari libur nasional. Untuk anak-anak usia 0-3 tahun, tidak dipungut biaya sedangkan jam operasionalnya dari jam 08.00 WIB hingga 16.00 WB. Lokasi Golaga ini berjarak sekitar 23 km dari pusat Kota Purbalingga dan bisa ditempuh dalam waktu hampir 60 menit.