SOLOPOS.COM - Goenawan Mohamad (JIBI/tokohindonesia.com)

Solopos.com, JAKARTA–Sabtu ini, 21 Juni 2014, tepat 20 tahun lalu majalah Tempo dibreidel oleh rezim Orde Baru. Kisah tentang penutupan paksa Tempo diceritakan kembali oleh Goenawan Mohamad, Pemimpin Redaksi Tempo ketika itu.

Cerita GM, begitu biasanya Goenawan dipanggil, dikicaukannya lewat akun Twitter @gm_gm yang memiliki 392 ribu pengikut pada Sabtu 21 Juni.

Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit

Yang menarik dalam kicauannya, GM menyebut bahwa Hashim Djojohadikusumo dan kakaknya Prabowo Subianto yang menjadi menantu Presiden Soeharto ketika itu terlibat dalam pembreidelan Tempo.

Prabowo kini menjadi calon presiden pada Pemilihan Presiden 2014 dengan dukungan dari Hashim. Sementara itu, Goenawan Mohamad termasuk tokoh yang mendukug pencalonan Joko Widodo alias Jokowi, capres pesaing Prabowo.

Berikut kicauan @gm_gm tentang pembreidelan Tempo dan kaitannya dengan Hashim dan Prabowo:

1. Hari ini, 20 tahun y.l. Majalah Tempo ditutup paksa penguasa Orde Baru. Yg mengharukan: begitu banyak simpati masyarakat kpd kami. #21
    2. Orang2 datang ke kantor kami. Spt belawungkawa. Ada yg bawa makanan. Tak lama kemudian protes merebak di mana-mana. #21
    3. Masyarakat yg kritis bukan hanya membela Tempo tampaknya. Tapi makin muak dgn pengekangan kebebasan bersuara. #21
    4. Protes2 itu menyemangati kami utk tak takluk, meski takut. Dipimpin Bambang Harimurty, awak Tempo adukan rezim ke peradilan. #21
    5. Sadar bhw di bawah Suharto peradilan dikekang, kami tak berharap menang di PTUN (Peradilan Tata Usaha Negara). #21
    6. Kami ke PTUN sbg tanda kami tak mau menyerah. Tak di-sangka2, di tingkat pertama, Hakim Benjamin Mangoedilaga memenangkan kami. #21
    7. Itu pertama kali di masa Or-Ba peradilan berani lawan pemerintah. Juga di tingkat banding. Tapi di MA tentu saja kami dikalahkan.#21
    8. Bagi yg tak mengalami masa itu, perlu ditambahkan: semua hakim agung hanya bisa diangkat dgn persetujuan Suharto. #21
    9. Rezim Suharto lanjutkan tekanannya dgn cara lain. Direksi Tempo dipanggil Hasyim Djojohadikusumo ke satu pertemuan, disuruh memilih. #21
    10. Tempo diminta memberi hak kpd “keluarga” (keluarga Suharto dan Prabowo) utk ambilalih Tempo dan menentukan pimpinan redaksinya. #21
    11. Kalau tidak, Tempo akan mati selamanya. Pertemuan itu pk 8 malam. Kami harus kasih jawaban besoknya paling lambat pk 8:00 pagi. #21
    21. Malam itu, sekitar tengah malam, seluruh pimpinan Tempo berapat di rumah saya. Kami dgn aklamasi menolak “ultimatum” itu. #21
    22. Setelah ambil keputusan yg sulit itu, kami bersalaman: kami siap Tempo mati selamanya. Kami kira rezim akan bertahan terus. #21
    23. Rezim Suharto kemudian pakai cara lain. Didirikanlah majalah mirip Tempo, “Gatra”. Didanai Bob Hassan, kroni Suharto terdekat.#21
    24. Saya tawarkan awak Tempo memilih: masuk ke “Gatra” dgn uang besar, atau menolak dan menganggur. Umumnya wartawan tolak “Gatra”.
    25. Saya menangis terharu melihat keberanian mereka yg menolak dengan risiko menganggur. Saya bersykur bhw kaum oportunis hanya sedikit.#21
    26. Tak mudah cari kerja di penerbitan lain, terutama ada tekanan PWI yg praktis jadi alat rezim utk tak mempekerjakan bekas Tempo.#21
    27. Saya sendiri, dgn banyak teman, ikut bergabung dgn Aliansi Jurnalis Independen (AJI) yg sesungguhnya organisasi gelap. #21
    28. Dari semua kejadian itu, 21 Juni (hari Tempo, DeTik, dan Editor ditutup), bisa dilihat sbg hari perlawanan pers. #21
    29. Tiga anggota AJI dipenjarakan, tapi perlawanan terus. A.l. @tosca, @gingginanjar dan @BilanganFu bikin penerbitan dari bawah tanah. #21
    Maaf, jika nomor dalam TL saya meloncat. Semalam menyelesaikan menulis Catatan Pinggir sampai subuh. Jadi ngantuak!
    30. Semoga yg semacam ini kelak tak akan terjadi lagi: semua dikuasai penguasa dan keluarganya, dgn uang dan teror. #21

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya