SOLOPOS.COM - Pintu Goa Sari (JIBI/Harian Jogja/Tri Wahyu Utami)

Pintu Goa Sari (JIBI/Harian Jogja/Tri Wahyu Utami)

Jika berlibur ke lereng Gunung Lawu, jangan lupa mampir ke Goa Sari. Di gua buatan ini Anda bisa menyimak relief di dinding gua. Bisa offroad dan tubing (meluncur di air dengan ban) di antara rimbun pepohonan. 

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Goa Sari terletak di Seguwo, Puntukrejo, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah. Tepatnya di tengah-tengah rute dari terminal Karangpandan menuju Candi Cetho dan Candi Sukuh. Gua ini juga searah dengan Air Terjun Jumog.

Tak sulit menemukannya. Berada 25 kilometer dari jantung kota Karanganyar. Mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi maupun umum.

Goa Sari ini menjadi tempat persinggahan baru di tengah wisata alam yang ada di Lereng Lawu. Tidak seperti gua lain yang diwariskan oleh alam dan leluhur. Gua ini digali langsung oleh Sunarto di bawah rumah tinggalnya.

Selama tiga tahun sebelum akhirnya diresmikan September 2011, Sunarto mengerjakan gua ini sendirian. Padahal lelaki berusia 53 tahun ini bukan seorang seniman.

Saya bercita-cita bikin usaha, bisa saya nikmati ketika tua nanti sama anak-anak. Kebetulan tempat mendukung, di tepi sungai dan hutan-hutan, tanah juga kuat, saya membuat gua saja,” katanya.

Meski tidak memiliki darah seni dan belum pernah mengerjakan bangunan taman, Sunarto gemar bermain-main dengan semen sejak remaja. “Ini semua pikiran saya sendiri, tidak ada arsitek atau yang membantu,” tambah bapak tiga putra ini.

Sunarto membangun gua berpintu masuk di sebelah timur rumahnya. Ia mengeduk tanah pasir, membuat lubang setinggi dua meter berliku-liku dengan panjang 40 meter. Ia menjadikan rongga dalam tanah sedalam tiga meter itu bercabang lima.

Di setiap cabangnya, terdapat relief antara lain pemandangan alam, lima tempat ibadah sesuai agama resmi di Indonesia, sumber air kehidupan manusia dan perkotaan. Cukup membayar Rp2.000 saja Anda bisa menikmati relief di Goa Sari.

Gua ini memiliki 3 pintu keluar. Selain memudahkan pengunjung, pintu ini merupakan pintu dimana Sunarto mengeluarkan material pasir dari dalam tanah. “Tanah ini mendukung, jarang ada batunya, tanahnya ulet, tidak gembur jadi tidak mungkin roboh.”

Uniknya, gua ini dikerjakan hanya pada malam hari saja. Sunarto nyaris tidak tidur saat orang lain terlelap. Bukan karena mistis, tapi ia mengaku lebih konsentrasi saat malam. “Kalau siang itu banyak gangguan. Banyak tamu sehingga saya harus melayani mereka dulu,” kata guru di SD Segoro Gunung I ini tersenyum. 

Wisata Keluarga

Setelah puas menikmati pemandangan berupa relief-relief dalam gua dicat warna-warni yang diterangi sinar lampu neon, pengunjung akan tiba di pintu keluar. Begitu sampai di luar, beragam pilihan wisata menanti.

Tepat di belakang rumah Sunarto ini, ada kolam renang, gazebo untuk duduk-duduk melihat pemandangan, dan fasilitas lain seperti bola air, tubing arena, trail adventure, egrang, permainan tali, flaying fox, offroad dengan mobil jeep, ATV. Arena ini sangat cocok untuk murid TK-SD outbond, menyajikan wilayah camping pula.

Sunarto memanfaatkan hampir semua tanahnya seluas 8.000 meter persegi untuk tempat berwisata berkonsep alamiah, termasuk area-area trek ATV yang mampu memacu adrenalin.

Jika datang sskedar menikmati goa dan bersantai-santai, Anda bisa memilih di antara delapan gazebo yang disediakan. Atau, di restoran lesehan tepatnya di atas Goa Sari. Di sana, Anda akan disuguhi wedang jahe, teh poci, wedang rempah dan aneka jus. Menu andalannya iga cobek, ayam penyet, dan berbagai jenis ikan goreng dan bakar. Mari berlibur. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya