SOLOPOS.COM - Ilustrasi gizi buruk (JIBI/Solopos/Dok.)

Gizi buruk menimpa dua bayi di Kabupaten Blitar. Kondisnya cukup memprihatinkan.

Madiunpos,com, BLITAR – Dua balita di Kabupaten Blitar menderita gizi buruk. Kondisi kedua balita ini sangat memprihatinkan. Selain susah berbicara, tubuhnya lemah dan tidak bisa berjalan meski usianya sudah di atas tiga tahun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

 

Adalah Fandi Ardinata, usia 3 tahun anak pasangan Supendik dan Puji Rahayu. Bayi ini, selain susah bicara, tubuhnya lemah dan tidak bisa berjalan. Kepalanya jauh lebih besar tidak sebanding dengan badannya yang kurus.

 

Fandi sebenarnya sudah beberapa kali dirawat di rumah sakit. Namun keterbatasan biasa akhirnya memaksa keluarga merawat Fandi di rumah.

 

“Fandi pernah dibawa ke dokter dan dinyatakan gizi buruk. Namun sekarang harus berhenti karena tidak ada biaya. Kami juga tidak ikut BPJS. Gak punya uang untuk membayar tiap bulan mas,” kata Supendik di rumahnya Dusun Ngungkung Desa Wonorejo, Jumat (13/3/2015).

 

Apa yang disampaikan Supendik sangat beralasan. Ia hanya bekerja serabutan dan tidak pasti pendapatan yang terima setiap bulannya.

 

“Pasrah saja mas. Yang jelas saya ingin anak saya sembuh,” jelas Pendik.

 

Fandi saat ini hanya menggantungkan gizi dari pemberian susu serta vitamin yang diberikan oleh bidan setempat. Itupun belum tentu sebulan sekali

Tak jauh dari rumah Fandi, seorang balita juga menderita gizi buruk. Andini, balita berusia 5 tahun, dalam kondisi tak jauh berbeda dengan Fandi. Putri pasangan Slamet dan Murtinah tidak bisa berjalan meski berusia 5 tahun.

 

Kondisi tersebut dialami oleh kedua balita malang sudah bertahun-tahun dan orang tua mereka hanya bisa pasrah, lantaran keadaan ekonominya serba kekurangan.

 

“Kami orang kecil mas. Untuk makan saja susah. Tidak ada biaya untuk berobat. Kami hanya bisa berharap agar ada uluran tangan dari pemerintah, atau dari manapun asal anak saya sehat dan normal,” tambahnya.

 

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Kuspardani, mengaku belum mengecek langsung ke lapangan.

 

“Kami baru menerima laporan ini. Namun petugas kami di lapangan sudah melakukan penanganan dengan melakukan pemberian makanan tambahan selama 90 hari,” jelas Kuspardani kepada wartawan yang menemui di kantornya.

 



Dia menampik kasus gizi buruk ini tidak mendapat perhatian dari dinas kesehatan.

 

“Prosentase (gizi buruk) di Kabupaten Blitar ini kan kecil. Hanya 0,8 persen dari total provinsi. Tahun 2014 tercatat ada 57 kasus balita penderita gizi buruk. Rata-rata memang berasal dari keluarga kurang mampu,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya