SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang. (Reuters)

Solopos.com, WONOGIRI—Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Giri Aneka Usaha Wonogiri pada 2021 membukukan pendapatan bersih setelah dipotong pajak senilai Rp2,5 miliar dari total omzet tercatat Rp37 miliar.

Dari pendapatan itu Perumda dapat menyetor ke kas daerah (kasda) sebagai pendapatan asli daerah (PAD) senilai Rp1,405 miliar. Pendapatan dan setoran itu lebih tinggi dibanding 2020.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Sebagai informasi, Perumda Giri Aneka Usaha merupakan hasil penyatuan/merger tiga Perusahaan Daerah (Perusda), yakni Perusda Giri Tunggal (percetakan), Perbengkelan Surya (bengkel kendaraan), dan Jasa Medika Giri Husada (apotek) pada 2019. Sebelumnya masing-masing perusda tersebut berdiri sendiri.

Baca Juga: DWP Perumda Air Minum Tirta Ampera Boyolali Bagikan 500 Paket Sembako

Direktur Perumda Giri Aneka Usaha Wonogiri, Suharsono, saat berbincang dengan wartawan di Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri, Rabu (26/1/2022), menyampaikan omzet usaha 2021 naik lebih kurang Rp15 miliar dibanding 2020 yang saat itu laporan keuangannya masih terpisah. Omzet 2020 tercatat Rp22 miliar hingga Rp23 miliar.

Lantaran omzet 2021 naik otomatis pendapatan bersih juga naik. Pendapatan bersih 2021 tercatat Rp2,5 miliar atau naik lebih kurang 70 persen dibanding 2020 yang saat itu Rp1,7 miliar.

Dari pendapatan 2021 itu Perumda dapat menyetor ke kasda senilai Rp1,405 miliar atau naik Rp559,44 juta dibanding setoran 2020 yang saat itu Rp845,891 juta.

Baca Juga: Bupati Wonogiri: Inovasi Harus Bisa Diaplikasikan

“Pendapatan terbesar bersumber dari usaha percetakan. Pada 2021 Pendapatan bersih sebelum [dipotong] pajak totalnya senilai Rp2,7 miliar. Sementara dari usaha bengkel Rp300 juta dan dari usaha apotek Rp700 juta,” kata Suharsono yang menjadi Direktur Perumda Giri Aneka Usaha pada akhir 2020 itu.

Dai melanjutkan, pendapatan dan setoran ke kasda pada 2021 lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Pada 2022 ini Perumda Giri Aneka Usaha menargetkan memperoleh omzet lebih kurang Rp40 miliar, agar bisa membukukan pendapatan bersih setelah dipotong pajak senilai Rp3 miliar dan bisa menyetor ke kasda minimal Rp1,5 miliar.

Suharsono menyebut, capaian positif itu tak terlepas dari inovasi yang dilakukan manajemen. Mulai 2021 Perumda memasarkan berbagai produk dari unit usaha percetakan, seperti sarana prasarana (sarpras) sekolah melalui aplikasi SIPLah atau Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah) yang disediakan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Baca Juga: PAD Wonogiri 2020 Diproyeksikan Naik Rp23,6 Miliar

 

Bantu UMKM

SIPLah merupakan lokapasar atau marketplace yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk memasarkan produk. Sementara, sekolah dapat membelanjakan dana pengadaan barang di loka pasar tersebut.

“Omzet 2021 hanya dari penjualan melalui SIPLah mencapai Rp10 miliar. Ke depan kami akan terus meningkatkan penjualan dari SIPLah,” imbuh Suharsono didampingi Sigit Susiarto, General Manager (GM) Kepegawaian dan Keuangan dan Triwik Sawitri, GM Operasional dan Pengembangan Usaha.

Sebagai informasi, usaha di unit percetakan bergerak di bidang industri percetakan umum, perdagangan eceran melalui media untuk barang campuran, dan perdagangan eceran atas dasar balas jasa/kontrak. Selain itu usaha di bidang perdagangan eceran komputer dan perlengkapan dan perdagangan eceran alat tulis menulis dan gambar.

Baca Juga: Target Pendapatan Retribusi Pasar Wonogiri Dinaikkan Jadi Rp5,25 Miliar

Inovasi lainnya, sambung Suharsono, membuka layanan salon mobil dan penghilang jamur kaca di unit usaha bengkel. Sebelumnya bengkel hanya melayani reparasi mobil, reparasi dan perawatan sepeda motor, dan aksesoris mobil.

Inovasi di unit usaha apotek, yakni membuka layanan konsultasi obat melalui aplikasi perpesanan WhatsApp (WA). Sebelumnya melayani perdagang eceran barang dan obat farmasi dan praktik dokter bersama. Perumda Giri Aneka Usaha memiliki lima apotek yang tersebar di lima wilayah eks-distrik.

“Sejak lama usaha kami bisa berjalan secara mandiri, tidak bergantung pada penyertaan modal [dari Pemkab Wonogiri]. Penyertaan modal yang kami terima totalnya lebih kurang Rp8 miliar. Sudah lama sekali kami tidak menerima penyertaan modal. Sebaliknya, pemasukan yang kami setor ke kasda kalau ditotal sudah lebih dari Rp8 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya