SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta— Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (Ginsi) mendesak  Menteri Negara BUMN segera mencopot Dirut PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II,  RJ Lino karena pejabat itu tidak mampu mengelola BUMN ini dan mengakibatkan munculnya kerusuhan d kompleks pemakaman Mbah Priok beberapa waktu lalu.

“Kami mengusulkan  kepada Bapak Menteri untuk meninjau  kembali kepemimpinan (memecat, red) PT Pelindo II,” kata Ketua Ginsi, Amirudin Saud, Rabu (5/5) saat mengutip isi suratnya kepada  Mustafa Abubakar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Amirudin Saud  mengatakan  para anggota direksi BUMN termasuk Pelindo II seharusnya benar-benar merupakan orang yang berpengalaman. Dicontohkan, seorang pejabat Pelindo sebaiknya pernah  menduduki berbagai jabatan mulai dari bawah misalnya penempatan di pelabuhan di Padang, Pontianak hingga Jakarta.

Ekspedisi Mudik 2024

Dengan memiliki pengalaman yang beraneka ragam maka jika nantinya ditunjuk menjadi direktur utama maka sudah tidak diragukan lagi kemampuannya..

“Dengan memiliki dan menguasai aspek manajerial dari tingkatan paling bawah maka nantinya dia sudah menjadi  manajer yang handal di salah satu pelabuhan  yang secara operasional berada dibawah Pelindo II,” katanya.

Ginsi telah mengirim  tembusan surat  ini  ke berbagai pihak mulai dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Perhubungan Freddy umberi Komisi V DPR hingga Komnas HAM.

Amirudin mengatakan pengangkatan  RJ Lino  menjadi Direktur Utama Pelindo II mengandung unsur KKN karena   pengalamannya yang belum memadai.  Kerusuhan di malam mbah Priok  telah mengakibatkan tiga anggota Satpol PP tewas serta ratusan warga serta anggota Satpol PP terluka.

ant/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya