<p><strong>Solopos.com, SOLO -</strong> Berbagai genre silih berganti mengisi waktu senggang para penikmat <a href="http://lifestyle.solopos.com/read/20180427/485/912969/beberapa-game-online-ini-justru-bikin-stres-kok-bisa">permainan ponsel</a>. Beberapa waktu lalu, hampir semua pengguna <em>smartphone</em> mengunduh gim <em>Pokemon Go</em>. Gim besutan Niantic itu menggaet jutaan gamers dunia. Sayangnya gim berbasis GPS itu mulai ditinggalkan enam bulan terakhir. Sejumlah pemain mengaku bosan lantaran monster-monster unik jarang ditemukan di daerahnya.</p><p>“Awalnya asyik, saya sampai level tinggi juga. Tapi berakhir bosan. Monoton itu itu saja. Memang ada pembaruan tapi enggak seperti bayangan saya. Akhirnya <em>uninstall</em> karena cukup menyedot baterai,” tutur Jihan Trianasari, salah satu pemain <em>Pokemon Go</em>, kepada <em>Solopos.com</em>, Senin (7/5/2018).</p><p>Menurut dia, Niantic berkali-kali menjanjikan pembaruan namun belum benar-benar yang diinginkannya. Misalnya fitur <em>player</em> versus player dan sistem trading. Pembaruan terakhir yang dilakukan pengembang pada <em>Pokemon Go</em> di antaranya sistem raid dan kehadiran Pokemon generasi ketiga. Saat ini dara 24 tahun itu memilih gim lain seperti PUBG alias <em>PlayerUnknown’s Battlegrounds</em> dan <em>Fortnite</em>. </p><p><a href="http://teknologi.solopos.com/read/20180416/484/910533/hadirkan-hantu-indonesia-game-dread-eye-mendunia">Gim ponsel</a> lain yang enggak kalah ngetren kemudian mulai digeser kompetitornya adalah <em>Clash of Clans</em> alias CoC. Gim strategi garapan Supercell ini pernah menjuarai pasar gim perangkat Android dan IOS selama berbulan-bulan. Sempat tidak ada pembaruan, bulan ini Supercell mengupgrade total tampilan antarmuka dan berbagai fiturnya. Kendati begitu, sejumlah pemainnya mengaku sudah bosan dan enggan kembali berperang.</p><p>“Fitur baru yang diperbarui Mei 2017 lalu ada builder base, petualangan baru di belahan laut lain. Ada lagi fitur gems clan, <em>events</em> dan sebagainya. Sempat membuat saya bertahan untuk main lagi tapi lama-lama bosan juga karena pembaruannya tidak masif. Apalagi teman-teman (dulunya satu clan) sudah bergeser ke gim lain, jadi enggak ada teman main lagi. Saya sih sekarang main AoV dan <em>Mobile Legend</em>. <a href="http://teknologi.solopos.com/read/20180427/484/912966/pubg-jadi-pesaing-pokemon-go-di-game-ar-terbaik-google-play">Gim</a> ini cuma butuh lima orang jadi rekan setim dibanding CoC yang butuh belasan,” kata Arka Syaifullah, 21, Senin.</p><p>Kendati <em>Pokomen Go</em> dan <em>Clash of Clans</em> tak setenar beberapa tahun lalu namun pengembang mereka sudah mendapatkan penghasilan yang tinggi. Pengembang CoC, Supercell mengaku sempat menghasilkan uang sebesar US$5 juta atau Rp70,1 miliar per hari. Pendapatan itu berasal dari para pemainnya membeli gems untuk bertahan di peringkat atas. Sedangkan Pokemon Go sukses meraup lebih dari US$890 juta atau setara Rp12,4 triliun di penghujung 2017 lalu. Pendapatan itu membuat Pokemon Go tetap menjadi salah satu dari 10 gim ponsel terbaik sepanjang masa. </p>
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi