SOLOPOS.COM - Spanduk bertuliskan selamat datang Wisata Bleduk dan Jeglongan Seribu terpasang di gapura Tangkilan, Karangmojo, Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar pada Jumat (2/6/2023). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Setelah “wisata sampah” di Pandeyan, Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, viral di media sosial, kini hal yang sama terjadi pada “wisata” bleduk dan jeglongan seribu di Tangkilan, Desa Karangmojo, Tasikmadu.

Dalam video yang beredar terpampang spanduk selamat datang di wisata bleduk dan jeglongan seribu tepat di gapura pintu masuk Dusun Tangkilan, Karangmojo.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Jumat (2/6/2023), kondisi jalan di sana memang rusak parah. Lapisan aspal sudah mengelupas, yang terlihat hanya bebatuan dan aspal yang tertutup tanah. Batu-batu berserakan sehingga pengguna jalan yang melintas harus ekstra hati-hati. Saking berdebunya, pengguna jalan harus menutup hidung saat melintas. Belum lagi ditambah dengan kondisi jalan berlubang di mana-mana.

Ekspedisi Mudik 2024

Warga Tangkilan, Sutarman, 45, menuturkan jalan tersebut dibiarkan rusak sejak tujuh tahun teraktir. Jalan penghubung Tangkilan-Karangmojo ini rusak berat karena tak tersentuh perbaikan sama sekali. “Kondisinya sangat parah. Wes ra ketok aspal e. Yang ada hanya batu dan debu,” kata dia kepada Solopos.com.

Warga sudah berulang kali sambat tentang jalan rusak, baik ke pemerintah desa hingga Pemkab Karanganyar. Namun sampai kini tak ada perbaikan. Bahkan warga dipingpong oleh pemerintah desa bahwa perbaikan jalan bukan ranah mereka, melainkan Pemkab.

“Kami tidak tahu lagi harus mengeluh kepada siapa. Kondisi jalan rusak sangat parah. Kami hanya ingin jalan diperbaiki,” katanya.

Keluhan senada disampaikan warga lain, Andre, 35. Menurutnya jalan rusak itu sering mengakibatkan kecelakaan lalu lintas. Dia meminta Pemkab segera turun tangan mengatasi masalah jalan rusak tersebut. “Jalan lainnya mulus. Hanya di sini sudah bertahun-tahun tak pernah mulus,” katanya.

Pemilik warung Rica-rica Mentok Bupati, Devi Lestiani, 38, mengaku warung makannya kerap dipenuhi debu gara-gara jalan yang rusak berat. Bupati Karanganyar, Juliyatmono, menurutnya mestinya melihat dan mendengar keluhan warga Karangmojo terkait kondisi jalan yang rusak berat. Dia menamakan warungnya Rica-rica Mentok Bupati agar ada respons dari orang nomor satu di Karanganyar ini.

“Kalau musim kemarau debu, kalau musim penghujan jalan seperti kolam lele,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya