SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, JOGJA- Kekhawatiran warga akan ancaman kekeringan akibat pembangunan hotel bertambah. Kali ini warga Sorosutan, Umbulharjo yang resah terhadap rencana pendirian sebuah hotel di Jalan Menteri Supeno.

Keresahan warga itu terlihat dalam acara sosialisasi kepada warga untuk memperolah izin mendirikan bangunan (IMB) hotel di rumah Ketua RT28/RW08, Sorosutan, Umbulharjo, Munawar Kholil pada, Senin (16/9/2014) malam.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Selain warga dan pengurus kampung, hadir juga Sujito, Humas PT Karya Konstrisindo, kontraktor hotel. Sosialisasi itu sebelumnya pernah dilakukan di Kantor Kelurahan Sorosutan.

Terhadap ancaman kekeringan sumur warga, pihak kontraktor hotel menawarkan perjanjian dengan warga. Isinya, bersedia membangunkan sumur dalam dengan kedalaman yang sama dengan sumur dalam hotel yaitu 150 meter.

Ekspedisi Mudik 2024

Namun soal distribusi air ke rumah-rumah diserahkan pengelolaannya ke warga sendiri. Uang kompensasi juga akan diberikan oleh pihak hotel.

Bambang warga Sorosutan menyangsikan komitmen tersebut. Pasalnya, sosialisasi tidak dihadiri langsung oleh pemilik atau pengusaha hotel. Mereka khawatir mengalami nasib serupa dengan warga Miliran yang sumurnya mengering setelah hotel beroperasi di sekitar rumah mereka.

“Mungkin kami akan nangis bareng- bareng nanti, kompensasi uang bukan solusi,” ujar Bambang.

Menurutnya, kontrak yang dibuat harus detail mengenai siapa yang ke depan akan bertanggung jawab dan dimana lokasi sumur dalam untuk warga sebagai kompensasi ketika kekeringan benar-benar terjadi di Sorosutan.

“Kalau tidak, kontrak hanya sekadar kontrak, tidak akan dilaksanakan. Mudah diingkari,” katanya.

Warga lainnya, Aji mempertanyakan terkait izin pengambilan sumur dalam. Ia pun tak yakin rekanan yang membuat konstruksi bakal profesional. Bisanya menurut dia, rekanan hanya sekadar membuat sumur untuk mencukupi perhitungan kebutuhan debit air sesuai permintaan klien.

“Caranya dengan membocorkan konstruksi sumur dalam, sehingga air dangkal merembes dan dampaknya sumur warga mengering,” tuturnya.

Sujito mengaku belum mengantongi rekomendasi pengambilan debit air sumur dalam. Menurutnya, rekomendasi itu baru diajukan setelah konstruksi sumur dalam selesai 60%-80%. Ia pun mengklaim selalu menggunakan rekanan yang berpengalaman.

“Empat tahun kami belum ada komplain,” katanya.
Namun Sujito mengaku bersedia untuk mendatangkan pengusaha atau manajemen hotel pada sosialisasi berikutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya