SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Bukan tak mau tahu namun semata-mata tak tahu. Begitu komentar anggota Komisi IV DPRD Solo, Umar Hasyim, mengenai keberadaan pria pekerja seks di Kota Bengawan.
“Pengetahuan kami mengenai pekerja seks tentu ya sebatas apa yang disampaikan eksekutif, dalam hal ini Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans). Menurut kami, dunia PPS adalah dunia yang sangat tertutup,” ujar Umar, pekan lalu.
Begitu tertutupnya terbukti hingga saat ini eksekutif tak pernah memberi informasi mengenai keberadaan mereka serta masalah-masalah yang timbul akibat keberadaan mereka kepada DPRD.
Namun dengan terbukanya persoalan sosial ini, Umar berjanji menjadikannya sebagai bahan rapat kerja dengan Dinsosnakertrans dalam waktu dekat. “Kalau jadwal raker sudah ada, saya upayakan masalah ini bisa dibahas dan dicarikan solusinya. Intinya ya saya ingin Dinsosnakertrans segera memikirkan masalah ini. Jangan sampai terabaikan karena akibatnya sangat buruk. HIV/AIDS tak bisa dibuat main-main,” tegasnya.
Meski tak masuk dalam kategori penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) namun Umar meminta Dinsosnakertrans tetap melakukan pendataan dan pemetaan. Jangan sampai keberadaan mereka dianggap tak ada padahal korban HIV/AIDS dari tahun ke tahun makin bertambah.
Sementara itu, Kepala Dinsosnakertrans, Singgih Yudoko, menegaskan siap melakukan pendataan. “Kalau memang sudah menjadi masalah ya tentu segera kami tindak lanjuti. Bagaimanapun wanita pekerja seks maupun pria pekerja seks adalah masalah sosial yang sudah seharusnya ditangani oleh Dinsos,” tegasnya.
JIBI/SOLOPOS/Ayu Prawitasari

Promosi Ijazah Tak Laku, Sarjana Setengah Mati Mencari Kerja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya