SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok)

Solopos.com, SOLO -- Mustofa alias Putra, 38, yang sehari-hari membuka jasa pijat plus ditangkap polisi karena memberi layanan seks threesome bersama teman wanitanya.

Laki-laki asal Kecamatan Kutorejo, Mojokerto ini sudah sekitar dua tahun membuka jasa pijat plus. ”Rata-rata pelanggannya STW [setengah tua] dan janda," kata Mustofa saat jumpa pers di Mapolres Mojokerto, Senin (10/2/2020), sebagaimana dilansir dari Detikcom.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tidak semua pelanggan meminta layanan plus-plus darinya. Namun dia mempunyai trik agar wanita paruh baya tergoda. Mustofa mematok tarif maksimal Rp300.000 untuk sekali pijat plus berhubungan suami istri.

Dia mengaku mengonsumsi ramuan Jawa agar tahan lama saat melayani pelanggan, terutama saat threesome. Ramuan Jawa yang dimaksud Mustofa adalah kunyit dihaluskan lalu dicampur sama telur ayam kampung.

Ekspedisi Mudik 2024

Mustofa mengaku perempuan paruh baya yang menggunakan jasanya sebagian besar berasal dari luar Mojokerto. Selama ini perempuan yang mulai memasuki usia 40 tahun atau lebih dikenal paruh baya kerap terjebak kepada keyakinan menurunnya hasrat sampai aktivitas seksual.

Jahanam! Suami Di Pasuruan Jual Istri Ke Teman Rp50.000-An

Hal ini tidak lepas dari usia perempuan paruh baya yang menjelang menopause. Namun, penelitian mengenai aktivitas seksual perempuan paruh baya yang menopause tidak konsisten.

Ada penelitian yang menyebutkan perempuan setelah menopause memiliki hasrat seksual yang lebih rendah dibandingkan perempuan yang belum menopause.

Penelitian lain menyebutkan tidak ada hubungan antara menopause dan penurunan hasrat seksual perempuan. Termasuk pula belum ditemukan adanya hubungan antara kepuasan dalam hubungan seksual seseorang dengan menopause.

Is Susilaningsih dari RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang dan Zahro Saluhiyah dari Universitas Diponegoro Semarang dalam kajian berjudul Usia Pasangan Berpengaruh terhadap Perilaku Seksual Wanita Paruh Baya sebagaimana dikutip beberapa waktu lalu, menyatakan sindrom menjelang menopause yang dihadapi perempuan paruh baya berdampak kepada aktivitas seksual mereka.

Viral Tugu Tol Madiun Disebut Mirip Palu Arit, Ini Penjelasan Pengelola

Is dan Zahro dalam penelitian mereka menyebutkan para perempuan paruh baya yang menjadi responden menyatakan memiliki perilaku sekskual aktif sebanyak 76,3% dan perilaku seksual tidak aktif 23,7%.

Perilaku seksual tidak aktif dari perempuan paruh baya ditampilkan dalam bentuk perilaku fantasi seksual (21,4%) atau tidak melakukan hubungan seksual dalam 4 pekan terakhir (6,1%).

Pencapaian Orgasme

Mereka menyatakan perilaku seksual aktif didukung oleh kemampuan pencapaian orgasme. Perempuan paruh baya yang menjadi responden menyebut perilaku aktif diekspresikan dengan saling mencium pasangan (92,3%), saling membelai (90,8%), dan melakukan hubungan seksual(92,3%), dan fantasi seksual (21,4%).

Adanya perilaku seksual tidak aktif bagi perempuan paruh baya ini sejalan dengan peneltian Barnes (2010) tentang Sex at Midlife and Beyond. Barnes menyebut pikiran erotik, mimpi, dan fantasi seksual sering dialami atau dilakukan lebih dari 40% perempuan berusia 45-59 tahun.

Mengenai penurunan hasrat seksual, Is dan Zahro menyebut hal itu hanya terjadi pada sebagian responden perempuan paruh baya. Ada 16% yang menyatakan penurunan frekuensi munculnya hasrat seksual pada 4 pekan dan dan tidak melakukan hubungan seksual dalam 4 pekan terakhir sebanyak 14,5%.

Terjerat Narkoba, Pemain Film Air Terjun Pengantin Ditangkap Polisi

Berbagai masalah seksual yang dihadapi perempuan paruh baya seperti mengeluh tidak pernah mencapai kepuasan seksual sebesar 10,7%, tidak pernah mengalami orgasme 17.6%, dan sering kesulitan mencapai orgasme sebesar 27,5%.

Menurut Kaplan (cit. Manuaba, 1999), hasrat seksual termasuk pada perempuan paruh baya juga dipengaruhi oleh kondisi fisiknya harapan dan nilai-nilai kultural, sampai kecemasan terhadap kemampuan seksualnya.

Dia menyebut masalah yang kerap dihadapi perempuan paruh baya untuk mencapai orgasme di antaranya menurunnya elastisitas dinding vagina, berkurangnya lubrikasi, sampai penurunan kemampuan mendapatkan multiple orgasme.

Is dan Zahro menyatakan hasrat seksual perempuan paruh baya juga dipengaruhi usia pasangan mereka. Disebutkan perempuan paruh baya yang mempunyai pasangan (suami) usia di atas 50 tahun mempunyai risiko tinggu untuk berperilaku tidak aktif.

Angkanya sampai 5.450 kali dibandingkan perempuan paruh baya yang mempunyai pasangan (suami) berusia 40-50 tahun.

”Suami yang berusia 40-50 tahun terbukti dapat mendorong perempuan paruh baya untuk berperilaku seksual aktif. Hal inilah yang menimbulkan pengaruh di mana semakin tua usia pasangan, akan berpengaruh terhadap perilaku seksual. Ada 52,9% perempuan yang mempunyai pasangan usia di atas 50 tahun menampilkan perilaku seksual tidak aktif,” sebut mereka.

28 Kambing Mati Dengan Leher Dan Perut Tercabik Di Karangtengah Wonogiri



Mereka menyatakan hal itu menunjukkan hasrat seksual perempuan paruh baya tidak saja didukung oleh kepercayaan dirinya. Namun, juga dipengaruhi kondisi pasangan.

Kendati begitu, mereka mengakui sebenarnya hasrat seksual pria sangat dipengaruhi kesehatan dan kebiasaannya daripada usianya. Pria yang sehat dan bugar biasanya akan tetap siap dan bergairah hingga usia lanjut.

”Mempertahankan dan meningkatkan kebugaran, kesehatan fisik pasangan perlu diupayakan. Ini untuk memperlambat kemunduran fisik sehingga tercapai kesejahteraan kehidupan seksual keluarga di usia paruh baya.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya