SOLOPOS.COM - Ilustrasi kemacetan di Kota Solo. (Dok Solopos)

Solopos.com, SOLO — Hasil Kajian Tataran Transportasi Lokal Kota Solo 2021 yang dilakukan Dinas Perhubungan (Dishub) Solo menyebutkan jalan-jalan Kota Bengawan akan macet total pada 2031. Hal itu terjadi apabila tidak ada upaya untuk mengantisipasi.

Salah satu upaya antisipasi itu adalah pembangunan jalan lingkar timur-selatan Kota Solo. Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan kali pertama mendapatkan laporan hasil kajian tersebut dari mantan Kepala Dishub Solo, Hari Prihatno.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Tataran Transportasi Lokal merupakan masterplan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman dari seluruh moda transportasi. Tujuannya menciptakan pelayanan jasa transportasi yang selamat, aman, nyaman, tertib , teratur, efektif, dan efisien.

“Zamannya Pak Hari memaparkan kapan, berapa tahun lagi, tahun berapa traffic di Solo akan stagnan, bukan padat merayap lagi, stagnan,” kata Gibran saat ditemui wartawan di Balai Kota Solo, Kamis (5/1/2022).

Gibran pun menggambarkan betapa mengerikan dampaknya bagi perekonomian wilayah Solo dan sekitarnya jika prediksi macet total itu terjadi. “Ini kota kecil tapi padatnya setengah mati. Harus ada solusinya, nek ora ngene-ngene iki terus. Ujungnya stuck, stuck gak isa mlaku lho, meh mlaku piye [macet total enggak bisa jalan lho, mau jalan gimana sudah macet total,” lanjutnya.

Menurut dia, persoalan lalu lintas bukan masalah sepele. Kondisi lalu lintas yang macet total memiliki dampak negatif ke sejumlah sektor lainnya. “Mengko nek traffic jam sudah terjadi stuck, sing jenenge inflasi, distribusi barang pangan terpengaruh, pariwisata terpengaruh, hati-hati sekali dengan masalah traffic ini,” ungkapnya.

Butuh Kebijakan Transportasi Berkelanjutan

Menurut Gibran, pemetaan masalah beserta solusinya sudah ada dalam dokumen kajian tersebut, antara lain perhitungan kebutuhan jalan sempadan, membangun berapa flyover, harus melebarkan jalan yang mana saja, dan pembangunan rel layang.

“Ini kalau tidak ditindaklanjuti cuma menjadi dokumen-dokumen tok, enggak direalisasikan. Kami memutuskan sesuatu berdasarkan kajian. Makanya jalan lingkar menjadi salah satu solusi,” ujarnya.

Gibran mengklaim pembangunan yang dilakukan Pemkot Solo berdasarkan kajian-kajian terkait, antara lain peningkatan Jl Juanda, Solo termasuk dengan membangun jalur pedestrian dan pelebaran jalan kawasan Manahan.

“Yang penting ini kebaikan warga Solo, transportasi umum terintegrasi. Ini kan sudah terintegrasi semua,” paparnya. Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kota Solo, Taufiq Muhammad, membenarkan Solo diprediksi macet total pada 2031 apabila tidak ada upaya pembangunan atau kebijakan transportasi berkelanjutan.

“Yang sudah dilakukan adalah pembangun public transport. Sama penambahan kapasitas jalan, salah satunya ajuan outer ring road [jalan lingkar timur-selatan],” ujarnya.

Seperti diketahui, tiga kepala daerah yakni Karanganyar, Sukoharjo, dan Klaten menolak rencana pembangunan tol lingkar luar timur-selatan Solo yang melewati wilayah mereka. Alasannya, tol itu akan mematikan perekonomian dan menggilas lahan sawah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya