SOLOPOS.COM - Petugas medis memakai baju hazmat dan alat pelindung diri (APD) lengkap mengambil sampel lendir milik siswa SD Negeri Laweyan No 54, Solo, pada tes cepat antigen di sekolah, Senin (27/9/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengungkapkan alasan dilakukannya tes swab antigen mendadak dan acak di SDN Nomor 54 Laweyan pada Senin (27/9/2021) pagi.

Dalam wawancara dengan wartawan di Balai Kota Solo, suami dari Selvi Ananda tersebut mengaku mendapat keluhan dari orang tua murid SDN tersebut. Keluhan itu terkait adanya guru di sekolah yang tak memakai masker saat penyerahan rapot.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Padahal, menurutnya, seharusnya guru dan para staf sekolah bisa memberikan teladan yang baik terkait protokol kesehatan kepada siswa. “Ada orang tua murid yag mengeluh gurunya kok ndak pakai masker, harusnya kan guru kasih contoh,” ujarnya.

Baca Juga: 171 Siswa-Guru SDN Laweyan No 54 Solo Mendadak Dites Antigen, Ada Apa?

Aduan yang berujung tes antigen mendadak di SDN Laweyan, Solo, tersebut diterima Gibran melalui akun Instagram-nya. “Kemarin kalau fotonya sih pas ambil rapot. Gurunya enggak pakai masker, ada orang tua yang mengeluh, ya sudah swab sekalian. Harapannya biar tak ada klaster di situ,” urainya.

Selain itu, Gibran menambahkan tes swab acak di SDN Laweyan sekaligus sebagai peringatan kepada para guru dan staf di sekolah lain. Aktivitas di sekolah tanpa memakai masker dan penegakan prokes merupakan perbuatan yang dinilai membahayakan.

Capaian Vaksinasi

“Intinya begini loh, guru, semua staf di sekolah harus memberi contoh kepada murid-muridnya, Jangan malah enggak pakai masker, enggak mau memberi contoh cuci tangan, jaga jarak. Murid-murid itu kan cenderung meniru gurunya,” tegasnya.

Baca Juga: Hanya 2 Hari, Vaksinasi Covid-19 di 5 Lokasi Solo Ini Dapat Beras 5 Kg

Gibran mempersilakan para wali murid bila ada yang ingin mengadukan perilaku guru dan staf di sekolah anaknya. Tapi ia berharap ke depan tidak ada lagi guru atau staf sekolah yang berperilaku sesuka sendiri, sehingga mengabaikan protokol kesehatan.

“Mangga, mau diselesaikan internal di sekolah dulu, atau langsung ke saya, boleh. Ke pengawas sekolah juga boleh. Tapi semoga kali ini yang terakhir lah. Jangan sampai terulang lagi. Sanksinya berat. Kan itu membahayakan orang lain,” terangnya.

Gibran bersyukur beberapa kali dilakukan tes swab acak di sekolah Kota Solo tak ada yang menunjukkan hasil positif Covid-19 atau adanya klaster Covid-19. Sedangkan capaian vaksinasi Covid-19 Solo, menurut Gibran, sudah di angka 117 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya