SOLOPOS.COM - Bangunan Masjid Taman Sriwedari Solo yang tengah dibangun, Rabu (13/11/2019). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO -- Sengketa tanah Sriwedari, Laweyan, Kota Solo, yang telah berjalan selama 47 tahun hingga kini belum juga selesai. Perjalanan kasus itu setidaknya telah melewati tujuh pergantian Wali Kota.

Mulai dari Soemari Wongsopawiro, Hartomo, Imam Soetopo, Slamet Suryanto, Joko Widodo (Jokowi), FX Hadi Rudyatmo, hingga yang segera dilantik, putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejatinya, putusan pengadilan memenangkan ahli waris RMT Wiryodiningrat yang mengklaim sebagai pemilik tanah yang dulunya merupakan Bonrojo Keraton Solo itu.

Baca Juga: Setengah Abad Sengketa Tanah Sriwedari Solo Belum Berakhir, Legislator Berharap Keikhlasan Ahli Waris

Pada 21 Februari 2020 lalu, Pengadilan Negeri Solo mengeluarkan surat penetapan eksekusi tanah Sriwedari. Namun, hingga kini eksekusi belum terlaksana karena ada perlawanan dari banyak pihak.

Terutama Pemkot Solo yang meyakini lahan Sriwedari merupakan tanah negara dan seharusnya digunakan untuk kepentingan umum. Pemkot Solo tidak hadir setiap diundang rapat membahas eksekusi tersebut.

Kini, hampir setahun berlalu sejak PN mengeluarkan surat penetapan eksekusi itu. Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo segera purnatugas dan posisinya digantikan Gibran Rakabuming Raka yang tak lain putra sulung Presiden Jokowi.

Baca Juga: Tes Covid-19 GeNose di Stasiun Solo Balapan Ternyata Belum Bisa Dilayani, Penumpang Kecele

Anggota Fraksi PDIP DPRD Solo Suharsono adalah salah satunya orang yang mengawal dan sempat menangani sengketa tanah Sriwedari pada 1995/1996.

“Setahu saya awal sengketa tanah Sriwedari tahun 1974. Saya sempat menangani sengketa ini tahun 1995/1996. Sejak zaman Pak Slamet Suryanto saya sudah backup itu,” ujar pengacara tersebut kepada Solopos.com, Jumat (5/2/2021).

Kepentingan Warga

Ia berharap meski nantinya tidak lagi menjabat sebagai Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo alias Rudy tetap membantu memperjuangkan Sriwedari.

Baca Juga: Jateng Di Rumah Saja Bakal Efektif Tekan Kasus Covid-19? Ini Kata Dokter Ahli Patologi Klinik

Suharsono mengaku bertemu dengan Rudy belum lama ini guna membahas nasib tanah Sriwedari Solo ke depan. "Meskipun nanti Pak Rudy purnatugas, tetap kami ajak untuk ikut mempertahankan tanah Sriwedari. Pak Rudy masih punya relasi, jaringan. Bila ada gugatan bisa bergabung bersama untuk mempertahankan Sriwedari,” urainya.

Suharsono juga berharap Gibran Rakabuming Raka setelah dilantik menjadi Wali Kota Solo bisa ikut membantu penyelesaian polemik tanah Sriwedari. Selama ini, Sriwedari dibangun pemerintah untuk kepentingan warga Solo.

Baca Juga: Warga Korban Banjir Pesu Klaten Masih Mengungsi, Jalur Alternatif ke Gunung Kidul Masih Ditutup

Seperti pembangunan masjid megah di tengah lahan dan fasilitas umum lain. Setahu Suharsono, ide pembangunan Masjid Sriwedari salah satunya dari Joko Widodo (Jokowi).

“Saya dengar yang punya ide Pak Jokowi. Saya harap nanti bisa dilanjutkan Mas Gibran, sehingga pembangunan masjid tidak mangkrak,” katanya.

Suharsono juga berharap tanah Sriwedari bisa ditata dengan baik sebagai ruang publik. Seperti adanya ruang untuk kesenian, ruang kebudayaan, serta ruang bagi anak-anak muda. “Sriwedari ditata dengan ciri khas masjid, dan ruang publik. Saya berharap pembangunan masjid Sriwedari bisa dilanjutkan,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya