SOLOPOS.COM - Ilustrasi uji swab. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengatakan masih ada orang tua siswa yang menolak putra-putri mereka diuji swab PCR secara acak dalam kegiatan surveilans oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.

Padahal kegiatan tersebut merupakan upaya mitigasi guna menekan persebaran virus SARS CoV-2 selama pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. Ia mengaku membutuhkan dukungan orang tua guna mencegah munculnya klaster sekolah.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Yang penting butuh dukungan orang tua, karena kadang ada yang marah. Anaknya diuji swab marah, dijemput juga marah. Kami masih memonitor terus pelaksanaan PTM terbatas,” jelasnya kepada wartawan, Kamis (28/10/2021).

Gibran menyampaikan gedung isolasi terpusat untuk siswa yang terpapar Covid-19 terus disiapkan. Operasional bakal dilaksanakan sesegera mungkin, namun tak akan berhasil apabila tak mendapatkan dukungan orang tua siswa.

Baca Juga: Hasil Autopsi Keluar, Ini Penyebab Kematian Gilang Mahasiswa UNS Solo

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo, Etty Retnowati, membenarkan hal tersebut. Berdasarkan laporan yang diterimanya, ada siswa Solo yang tak hadir saat sekolah disasar uji swab acak.

“Tidak spesifik orang tua melarang, tapi ada yang tidak hadir saat uji swab. Sebenarnya, kepala sekolah sudah meminta orang tua mengizinkan putra-putrinya untuk menjalani uji swab,” jelasnya melalui Whatsapp, Jumat (29/10/2021).

Aturan Kementerian Kesehatan

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan kegiatan surveilans uji swab acak yang menyasar sekolah bakal kembali dilaksanakan pada November. Sasarannya, 29 sekolah tingkat SD, SMP, SMA/SMK.

Baca Juga: Diklat Maut, Menwa UNS Solo Dinilai Langgar 2 Pasal Peraturan Rektor

“Aturan dari Kementerian Kesehatan [Kemenkes] itu 10% dari total sekolah tiap daerah yang melakukan PTM. Di Solo, jumlahnya 29 sekolah. Setiap sekolah mengambil sampel 30 siswa dan tiga guru,” terangnya, Senin (25/10/2021).

Ning, sapaan akrabnya, mengaku tak khawatir apabila tes acak bulan depan kembali mendapati kasus di sekolah sasaran. Sebab, apa pun hasilnya dipandang sebagai upaya antisipasi persebaran Covid-19.

“Saya kira menurut saya, ini sebagai evaluasi. Daerah lain kalau melakukan atau dijadikan lokus dari kementerian dengan metode sama seperti ini hasilnya juga bisa beda. Kalau nanti anak-anak ini terdeteksi lebih dini antisipasinya lebih cepat dilakukan,” bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya