SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Harianjogja.com, BANTUL-Pada era 1990-an, gerobak sapi sebagai transportasi barang sempat punah karena tergeser kendaraan bermotor seperti mobil. Namun beberapa tahun belakangan kembali muncul. Transportasi alternatif ini kini dipilih karena memiliki manfaat lebih banyak.

Maryono, pemilik gerobak sapi asal Prambanan, Sleman mengungkapkan, sejak berpuluh tahun silam, keluarganya tidak pernah meniadakan gerobak sapi. Gerobak sapi, menurut dia, memiliki banyak manfaat. Fungsi utama sapi digunakan untuk membajak sawah, kotoran sapi untuk pupuk. Gerobak sapi sendiri digunakan untuk angkutan barang yang tidak mencemari lingkungan.

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

“Gerobak sapi kan enggak seperti mobil mencemari lingkungan, olinya juga merusak tanah kalau sepeda motor,” lanjut Maryono.

Itu pula kenapa, ia masih setia menggunakan gerobak sapi dan tidak tergoda membeli mobil seperti pick up hanya untuk angkutan barang. Selain itu, tambah pemilih gerobak lain, Wiyono, harga purna jual sapi selalu lebih mahal ketimbang sepeda motor.

“Kalau mobil kan makin lama murah dan jadi rosok. Tapi kalau sapi enggak,” imbuhnya.

Menurut dia gerobak sapi kini semakin populer berkat event gerobak sapi yang terus bermunculan. Kegiatan seperti itu dianggap menjadi pendorong bagi warga untuk terus menjaga tradisi gerobak sapi di Jogja.

Di Bantul, kegiatan bertema gerobak sapi juga diadakan di arena stadion Sultan Agung Bantul Minggu (8/6/2014). Sebanyak 97 gerobak sapi dari berbagai wilayah DIY serta Jawa Tengah ikut memeriahkan acara.

Ketua Panitia Acara Gerobak Sapi, Latif Munir mengatakan, seluruh gerobak sapi mendapat nomor undian dan berhak diundi untuk mendapatkan door prize. Hadiah door prize berupa ternak seperti kambing, bebek dan ayam. Ada sebanyak 34 pasang ternak yang diperebutkan.

Kegiatan gerobak sapi tersebut, menurut dia, merupakan kali pertama digelar di Bantul. Kegiatan itu sebagai upaya memelihara budaya dan tradisi gerobak sapi di kalangan masyarakat. Ini sekaligus menjadi objek wisata di Jogja.
“Selama ini kan yang selalu ada di Sleman, sekarang di Bantul. Ini demi nguri-uri budaya,” kata Latif Munir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya