SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Ilustrasi (Dok.SOLOPOS), BAHASA ISYARAT--Penyandang tunarungu dari Gerakan Untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) memraktikkan bahasa isyarat bersama pengunjung di car free day Jl Slamet Riyadi, Solo, Minggu (3/7). (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Solo (Solopos.com)–Dewan Pengurus Cabang (DPC) Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) Solo menyayangkan ada sejumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) yang berada di Soloraya tak memiliki guru bahasa isyarat.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

Menurut Supervisor DPC Gerkatin, Muhamad Ismail, sejumlah sekolah yang memiliki label SLB seharusnya mereka mempunyai guru yang berkompeten dan mampu berkomunikasi dengan bahasa isyarat.

Kekosongan guru yang mampu menggunakan bahasa isyarat ini tidak perlu terjadi, mengingat masing-masing sekolah memiliki kebijakan tersendiri untuk menentukan berapa jumlah guru yang mereka butuhkan.

Pihaknya mengaku menyayangkan hal tersebut, karena seorang difabel atau berkebutuhan khusus juga memiliki hak yang sama untuk mengenyam pendidikan.

“Kami pernah wawancara langsung dengan pihak SLB terkait ketersedian guru atau pendidik yang mengetahui bahasa isyarat, mereka mengakui bahwa sekolah mereka tak memiliki guru yang menguasai bidang tersebut,” jelas dia dalam jumpa pers yang digelar di Rumah Makan Boga Bogi, Jl Adisucipto, Solo, Kamis (24/11/2011).

(das)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya