SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi bertemu Prabowo di Bogor, Senin (31/10/2016). (Setkab.go.id)

Solopos.com, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani membantah pernyataan dari salah satu kadernya sendiri, yakni Wakil Ketua Umum (Waketum) Arief Poyuono, ihwal permintaan jatah menteri untuk tiga elite partai itu. Namun, kata dia, ada tawaran dari Istana kepada partai pimpinan Prabowo Subianto.

Muzani mengaku tak maksud Arief bisa menyatakan hal tersebut, termasuk informasi dari mana. Sebab tak ada pemberitahuan resmi dari partai soal tiga kursi menteri.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Jadi saya tidak tahu Arief itu sumber dari mana, karena selama ini yang bersangkutan tidak pernah ada komunikasi dengan kita,” kata Muzani di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (7/10/2019), dilansir Suara.com.

Baca juga: Soal Jatah 3 Menteri, Gerindra: Prabowo Tidak Gede Rumongso

Kendati membantah ada pembicaraan seputar kursi menteri, namun diakui Muzani ada pembicaraan ihwal kemungkinan untuk Gerindra bergabung dengan koalisi atau masuk dalam pemerintahan Jokowi. Ajakan tersebut bahkan datang dari lingkup Istana.

“Pembicaraan itu memang ada dan kita tidak bisa pungkiri bahwa ada pembicaraan ada pemikiran di sekitar istana untuk itu," kata dia.

"Sekali lagi, kita tidak serta merta menerima tawaran itu sebagai sebuah, tidak. Karena sekali lagi kita merasa 2019 dalam pilpres kemaren kita adalah kompetitor yang berseberangan dengan Jokowi dan seterusnya,” Muzani menambahkan.

Baca juga: Gerindra Gagal Raih Kursi Ketua MPR, Prabowo Kecewa

Terkait tawaran tersebut, Muzani mengatakan DPP Gerindra belum memberikan respons lebih jauh. Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto pun masih menimbang hal tersebut.

“Sampai sekarang Pak Prabowo sebagai ketua dewan pembina belum ambil keputusan tentang apakah kita mau berkoalisi atau kita berada di dalam oposisi," katanya.

"Terhadap pembicaraan itu Pak Prabowo merasa bahwa kita ini adalah kekuatan parpol yang justru berseberangan dengan Pak Jokowi atau menjadi kompetitor Pak Jokowi dalam pilpres yang lampau, sehingga beliau terhadap tawaran itu berpikir kalau sampai iya kalau ini benar bahwa ini adalah panggilan negara tugas negara,” lanjutnya lagi.

Baca juga: Jokowi Tuliskan Tagline Prabowo di Esemka: Kalau Bukan Sekarang Kapan Lagi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya