SOLOPOS.COM - Ilustrasi gerhana matahari (Front Roll)

Gerhana matahari total akan terjadi di Indonesia 9 Maret 2016. Apa saja keunikan dan keistimewaan fenomena alam tersebut?

Solopos.com, BANDUNG — Gerhana matahari adalah peristiwa alam ketika putaran bumi pada matahari terhalang oleh bulan, yang sedang mengelilingi bumi. Fenomena alam itu tidak terjadi setiap saat, karena bidang putar bulan miring sekitar lima derajat dari pengorbitan bumi pada matahari.

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

Ketua Program Studi Magister dan Doktor Astronomi Institut Teknologi Bandung, Dhani Herdiwijaya, setiap terjadi fenomena alam gerhana matahari total itu memiliki keunikan dan keistimewaan.

“Setiap gerhana pasti istimewa dan setiap gerhana matahari pasti unik. Unik dari mataharinya itu sendiri,” kata Dhani Herdiwijaya di kantornya, Bandung, dilansir Okezone, Senin (29/2/2016)..

Dia menjelaskan, keistimewaan gerhana matahari total adalah pada pancaran cahaya yang dikeluarkan oleh bagian terluar dari matahari, yaitu korona. Dari bumi, atmosfer matahari itu tak bisa dilihat apabila bukan saat gerhana matahari total, karena sinarnya tak sekuat bagian matahari yang lebih dalam.

“Korona itu mahkotanya matahari. Nah, dia itu sifatnya sangat dinamis. Setiap gerhana matahari total itu pasti berbeda, karena memang matahari itu seolah-olah tidak diam, melainkan punya aktivitas berperiode 11 tahunan,” kata mantan kepala Observatorium Bosscha itu.

Pada periode 11 tahun itu, aktivitas matahari sebagai bintang yang mengorbit pada pusat galaksi- memiliki siklus naik-turun. “Sekarang menuju siklus yang minimum, artinya rendah. Jadi, nanti koronanya itu akan berbentuk simetris. Kayak kembang gula yang diputar lalu membesar itu, lho, tapi ini simetris,” ucapnya.

Meski dalam setahun bisa terjadi dua kali gerhana matahari total, masing-masing memiliki perbedaan pada penampakan koronanya. “Hal itulah yang menjadi keunikan setiap gerhana matahari total. Itu yang jadi motivasi orang luar negeri selalu mengejar ke manapun lokasi gerhana matahari total, karena memang sangat unik,” kata Dhani.

Di samping menarik bagi para astronom dan pencinta astronomi, gerhana matahari total juga memiliki daya tarik bagi peneliti dari disiplin ilmu yang lain. Ketika memasuki fase gelap total, meski hanya beberapa menit, satwa tertentu, terutama hewan malam, akan berperilaku lebih waspada.

“Tidak hanya satwa, psikologi manusia juga sebetulnya bisa diteliti. Jam tubuh manusia kan biasanya sudah teratur, pagi dan malam. Kalau ada suatu hal yang tidak normal, mungkin ada respons yang berbeda. Jadi bisa diteliti secara psikologis dan saya kira penelitian itu belum pernah ada di Indonesia,” katanya.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaludin, mengatakan fenomena alam gerhana matahari total akan bisa diamati dari 11 wilayah provinsi di Indonesia, 9 Maret 2016.

Fenomena gerhana matahari total akan bisa diamati dari Provinsi Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara.

“Fenomena alam gerhana matahari total di bagian timur Indonesia akan berlangsung sekitar tiga menit sekitar pukul 09.00 waktu setempat. Sedangkan di bagian barat akan berlangsung sekitar dua menit pukul 07.30 WIB,” kata Thomas, dikutip dari Kantor Berita Antara, Senin.

Daerah lain selain 11 provinsi itu, menurut dia, hanya akan bisa menyaksikan fenomena gerhana matahari sebagian. “Daerah yang dilintasi gerhana matahari total lebarnya 100 kilometer saja di lokasi lintasan. Sedangkan di luar sebelas provinsi itu, termasuk Jawa, hanya bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian,” katanya.

Ia memperkirakan fenomena alam gerhana matahari total akan menarik banyak kunjungan wisatawan mancanegara karena hanya bisa disaksikan di provinsi-provinsi tertentu di Indonesia. Thomas mengatakan saat gerhana matahari total suasana di daerah yang terlintasi akan seperti malam purnama.

Dia menjelaskan fenomena gerhana matahari bisa disaksikan namun para pengamat harus menghindar saat matahari keluar kembali dari bayangan bulan karena bisa menghasilkan cahaya yang kuat. “Jangan keasyikan saja saat cahaya matahari tersibak kembali karena cahayanya menyilaukan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya