SOLOPOS.COM - Ilustrasi gerhana matahari. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Pada 20 April sebagian wilayah Indonesia dapat menyaksikan gerhana matahari hibrida. Simak ulasannya di info teknologi kali ini.

Gerhana matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya matahari oleh bulan sehingga tidak semuanya sampai ke bumi. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi, dan bulan ini hanya terjadi pada saat fase bulan baru dan dapat diprediksi sebelumnya.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Adapun gerhana bulan adalah peristiwa ketika terhalanginya cahaya matahari oleh bumi sehingga tidak semuanya sampai ke bulan dan selalu terjadi pada saat fase purnama.

Dikutip dari laman BMKG pada Selasa (18/4/2023), pada 2023 ini diprediksi terjadi empat kali gerhana salah satunya gerhana matahari hibrida yaitu:

1. Gerhana matahari hybrid (GMH) 20 April 2023 yang dapat diamati dari Indonesia,
2. Gerhana bulan penumbra (GBP) 5-6 Mei 2023 yang dapat diamati dari Indonesia,
3. Gerhana matahari cincin (GMC) 14 Oktober 2023 yang tidak dapat diamati dari Indonesia, dan
4. Gerhana bulan sebagian (GBS) 29 Oktober 2023 yang dapat diamati dari Indonesia.

Gerhana matahari hibrida terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi tepat segaris sehingga di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil daripada piringan matahari dan tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi sama dengan piringan matahari.

Akibatnya, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya, sedangkan di tempat tertentu lainnya, matahari seakan-akan tertutupi bulan sehingga gerhana matahari hibrid terdiri atas dua tipe gerhana yaitu gerhana matahari cincin dan gerhana matahari total. Terdapat tiga macam bayangan bulan yang terbentuk saat GMH, yaitu antumbra, penumbra, dan umbra.

Di wilayah yang terlewati antumbra, gerhana yang teramati berupa gerhana matahari cincin. Sementara di wilayah yang terkena penumbra, gerhana yang teramatinya berupa gerhana matahari sebagian. Kemudian di daerah tertentu lainnya yang terlewati umbra, gerhana yang teramati berupa gerhana matahari total.

“Tanggal 20 April 2023 diprediksi akan terjadi gerhana matahari hibrida. Gerhana matahari hibrida merupakan gerhana matahari yang tampak dari sebagian wilayah bumi sebagai gerhana matahari total, tetapi di sebagian wilayah lain tampak sebagai gerhana matahari cincin,” tulis BRIN pada 30 Januari lalu.

Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, Johan Muhamad, mengatakan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mengalami gerhana matahari total. GMT akan teramati khususnya di wilayah Indonesia bagian timur, sementara di daerah Indonesia lainnya akan teramati sebagai gerhana Matahari parsial.

Gerhana matahari ini akan teramati sebagai gerhana matahari cincin di wilayah selatan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada GMT 2023 ini lintasan bayangan inti (umbra) Bulan di permukaan Bumi akan melewati sebagian wilayah Indonesia bagian timur. Johan menjelaskan durasi GMT di titik ini berlangsung selama 1 menit 16 detik.

Sebagian besar lintasan jalur GMT 2023 melewati wilayah lautan seperti Laut Timor dan Laut Banda. Daratan yang dilalui jalur GMT ini yaitu sebagian Timor Leste dan beberapa daerah di Papua Barat.

Di Indonesia waktu mulai gerhananya paling awal adalah di Parigi Jawa Barat yang terjadi pada pukul 09.25 WIB. Adapun kota yang waktu mulai gerhananya paling akhir adalah di Meureudu Aceh yaitu pukul 10.43 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya