SOLOPOS.COM - Gapura selamat datang Desa Wisata Organik Sukorejo (Deworejo), di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen pada Senin(29/8/2022). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SRAGEN–Desa wisata di Sragen mulai bergeliat kembali seusai pandemi. Dukungan dari pemerintah khususnya desa menjadi faktor penting dalam pengembangan desa wisata.

Salah satunya Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo yang tergabung dalam Desa Wisata Betisrejo yakni Jambeyan, Jetis dan Sukorejo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam pengembangan desa wisata, Pemdes Sukorejo menggerakan tiga komponen organisasi penting selain masyarakat sebagai pelaku praktis, yaitu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Pembentukan Pos Pelayanan Teknologi Desa (Posyantekdes), dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).

“Selain itu juga kelompok-kelompok yang ada di masyarakat, misalnya kelompok ternak karya mandiri, kelompok petani durian Argorejo, kelompok- kelompok tani di Desa Sukorejo,” terang Kepala Desa Sukorejo, Sukrisno pada Solopos.com, Sabtu (3/9/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Agenda pengembangan di Desa Sukorejo sudah terprogram untuk pekan depan yaitu, penguatan untuk Kelompok Tani Durian Argorejo, pelaku unit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta untuk Pokdarwis dengan menggandeng Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman, Pertanahan, dan Tata Ruang (Disperkimtaru) melalui kegiatan reforma agraria.

Serta untuk pendampingan petani durian selain dari Dinas Pertanian, Pemdes Sukorejo juga menggandeng Pak Agus Merdeka dari Tani Tenan Ilmu.

Ketua Pordakwis Desa Sukorejo, Febri mengatakan bahwa pembentukan Pokdarwis merupakan salah satu cara untuk menggaet wisatawan nantinya.

Ia mengatakan promosi Desa Sukorejo akan dilakukan melalui media sosial.

Pada 2016-2017, Pemdes Sukorejo mengalokasikan dana desa untuk mengembangkan pemanfaatan biogas tersebut.

Kemudian pada 2021-2022, Pemdes Sukorejo mendapat dua kali bantuan corporate social responsibility (CSR) dari PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT), Kota Semarang. Untuk pendanaan kedua memperoleh dana Rp76.300.000 yang digunakan untuk pengembangan biogas dan bibit jali.

Desa Sukorejo kini ada 53 unit reaktor untuk menyuplai kebutuhan biogas 96 keluarga. Pemdes terus berupaya mengembangkan biogas secara bertahap agar semua warga yang berjumlah sekitar 380 keluarga bisa merasakan manfaatnya.

Pemanfaatan biogas sebagai alternatif pengganti elpiji ini berawal pada 2015. Saat itu, Desa Sukorejo mendapat bantuan empat ekor sapi, satu unit kandang, dan 11 unit reaktor biogas dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).

Seperti diketahui, Desa Sukorejo memperoleh penghargaan sebagai Desa Mandiri Energi kategori mapan tingkat Provinsi Jawa Tengah. Penghargaan itu diberikan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jateng lantaran warga Desa Sukorejo telah memanfaatkan biogas sebagai energi alternatif pengganti elpiji.

Kepala Desa Sukorejo, Sukrisno, mengatakan sebelum itu desanya juga pernah mendapatkan penghargaan yakni juara III Lomba Desa Energi tingkat Jateng.

Tahun ini mereka mendapat penghargaan Desa Mandiri Energi bersama Desa Banyuurip, Kecamatan Jenar, Sragen. Namun, penghargaan yang diterima Desa Banyuurip untuk kategori berkembang.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya