[SPFM], Budaya disiplin utamanya tepat waktu, sudah menjadi hal langka saat ini. Mulai dari pejabat hingga rakyat kecil seringkali mengabaikan ketepatan waktu dalam berbagai aspek. Sampai-sampai Indonesia dikenal sebagai Negara dengan budaya ngaret. Contoh yang cukup memalukan terjadi pada Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh yang tidak menemui Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang, Masayuki Naoshima di kantornya. Zahedy berkilah dia terjebak macet. Naoshima pun harus menunggu lebih dari dua jam sebelum akhirnya meninggalkan Kementrian ESDM. Apabila dibiarkan hal ini akan berpengaruh pada hal yang lebih besar terutama yang sifatnya kenegaraan.
Usaha-usaha terus dilakukan untuk menghilangkan budaya ngaret ini. Salah satunya digagas sebuah komunitas di Solo yakni komunitas Ngisor Pohon Kecace yang berada di Petoran Jebres, mencanangkan gerakan nasional tepat waktu. Diharapkan gerakan moral tepat waktu tersebut akan membuat masyarakat lebih professional.
Apa pendapat Anda tentang ngaret yang seolah sudah membudaya ini?
Apa yang harus dilakukan agar budaya ngaret di negara kita bisa dikurangi?