Solopos.com, SRAGEN — Puskesmas Mondokan, Sragen, kini memiliki program pengentasan stunting bernama Gerakan Mondokan Besti atau Mondokan Bebas Stunting. Di Mondokan, masih ada 402 kasus stunting.
Pencanangan Gerakan Mondokam Besti dilakukan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati pada pekan lalu. Dalam pencanangan itu membagikan bantuan untuk 100 balita stunting di Mondokan. Bantuan itu berupa makanan sumber protein.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Petugas Gizi Puskesmas Mondokan, Desy Ari Cahyani, mengatakan Mondokan Besti dilakukan dengan penguatan empat program. Di antaranya revitalisasi posyandu remaja dan gerakan minum tablet Fe untuk remaja, dan memberikan anggaran desa untuk penurunan stunting. Kemudian program bimbingan calon pengantin oleh puskesmas dan kantor urusan agama (KUA) serta koordinasi lintas sektoral dalam penurunan stunting; dan pemberdayaan kader Jikajiting (siji kader siji stunting).
“Program remaja dilakukan lewat posyandu remaja yang dimulai 2022 di dua desa. Pada 2023 ini bertambah menjadi empat desa, yakni Kedawung, Trombol, Tempelrejo, dan Jekani. Posyandu remaja dianggarkan dengan dana desa” jelasnya.
Camat Mondokan, Agus Endarto, mengatakan Gerakan Mondokan Besti dilakukan karena masih tingginya angka stunting di wilayahnya. “Gerakan itu merupakam gerakan untuk realisasi program pemerintah dan rakyat untuk menurunkan stunting,” ujarnya.
Fokus dari Gerakan Mondokan Besti ini adalah program penurunan stunting; cegah dan hindari anemia remaja; ternak mentok untuk meningkatkan gizi keluarga; dan Jikajiting. Gerakan itu harus dilakukan oleh semua ihak secara gotong-royong untuk masa depan bangsa.
Agus menyebut tren stunting di Mondokan turun dari 2019 di angka 23,90% menjadi 16,65% di 2022.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
