SOLOPOS.COM - Objek wisata Sapta Tirta Pablengan, Matesih, Karanganyar, Selasa (7/3/2017). (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Proyek panas bumi Karanganyar berupa geotermal Gunung Lawu mendapat pertentangan sejumlah masyarakat.

Solopos.com, KARANGANYAR — Tak banyak orang tahu di mana lokasi yang akan dieksplorasi untuk proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Gunung Lawu, khususnya di wilayah Bumi Intanpari. Pun belum banyak yang paham sejauh mana tahap eksplorasi tersebut berjalan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Lokasi yang disebut-sebut aktivis Forum Rakyat Peduli Gunung Lawu, eksplorasi akan dilakukan di sebelah barat daya dari Gunung Lawu. Informasi itu diperoleh aktivis dari salinan hasil penyelidikan landaian suhu sumur LWU-2 daerah panas bumi Gunung Lawu.

Laporan itu disusun tim yang telah melakukan penyelidikan awal di lereng Gunung Lawu. Dalam laporan itu disebutkan, daerah prospek panas bumi Gunung Lawu terletak di sebelah barat daya gunung. Daerah itu dibatasi struktur geologi dan kontras tahanan jenis.

“Kawasan di wilayah barat daya dari Gunung Lawu meliputi beberapa desa di Tawangmangu dan Matesih. Kalau di situ ya ada pemandian air panas Cumpleng, dan Sapta Tirta Pablengan,” ujar Ketua Forum Rakyat Peduli Gunung Lawu, Aan Shopuanudin, Selasa (7/3/2017).

Menilik metodologi pengeboran PLTP, menurut dia, ada kemungkinan kawasan Pablengan dan Cumpleng, dipilih sebagai lokasi pengeboran. Pasalnya pengeboran mencari titik paling pendek atau efisien dari permukaan ke sumber panas bumi (magma).

Selain wilayah barat daya Gunung Lawu, aktivis Forum Rakyat Peduli Gunung Lawu juga meyakini akan ada kegiatan yang merupakan bagian PLTP di hutan Jobolarangan, Gondosuli, Tawangmangu. Lokasi itu satu jam perjalanan dengan jalan kaki dari Tlogodringo.

Tlogodringo adalah sebuah dusun di Gondosuli, yang lokasinya paling berdekatan dengan hutan Jobolarangan. Solopos.com beberapa kali mendatangi Tlogodringo akhir Januari 2017. Pengamatan Espos, geografi dusun itu berupa lereng dengan kemiringan cukup curam.

Petani Sayur

Mayoritas penduduk Tlogodringo bekerja sebagai petani sayur. Beberapa juga membuka usaha penginapan. Pasalnya wilayah hutan di atas dusun itu merupakan favorit pecinta alam untuk menggelar pendidikan dasar (diksar), camping, atau outbond.

Sedangkan pemandian air panas Sapta Tirta Pablengan adalah objek wisata yang berada di Dusung Kentangan dan Dusun Pablengan, Pablengan Matesih. Lokasi objek tersebut berada di pinggir Jl. Karangpandan-Matesih, tepatnya di sebelah timur jalan tersebut.

Lokasi objek wisata ini berada di lereng bukit Mondoroko. Letak bukit tersebut di sebelah timur dari mata air panas Pablengan. Lantaran geografisnya yang berupa bukit, sedikit rumah warga di lokasi itu. Permukiman penduduk paling banyak berada di barat mata air.

Permukiman penduduk juga berada di selatan mata air Pablengan. Jarak antara mata air dengan permukiman penduduk cukup dekat, tak sampai 100 meter. Permukiman penduduk yang berada dekat dengan mata air masuk Dukuh Pablengan dan Dukuh Tiroso.

Dua dukuh itu masuk wilayah Dusun Pablengan. “Warga yang tinggal di Dusun Pablengan ini sekitar 250 orang. Sedangkan warga Dusun Kentangan sekitar 400 jiwa,” tutur Kepala Desa (Kades) Pablengan, Harno, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa.

Dia mengatakan sejauh ini tidak ada tim dari mana pun yang mendatanginya terkait rencana kesplorasi geotermal di Pablengan. Menurut dia letak yang paling tepat dari barat daya Gunung Lawu, bukan di Pablengan, melainkan di mata air Cumpleng, Plumbon.

“Sejauh ini belum ada pihak mana pun yang kulonuwun ke Pemdes Pablengan terkait rencana eksplorasi panas bumi. Menurut saya justru di Cumpleng itu yang masuk wilayah barat daya dari Gunung Lawu. Di sana kan juga ada sumber air panas juga,” ujar dia.

Koordinator pengelola Sapta Tirta Pablengan, Sugeng Hariyanto, menuturkan hingga Selasa, belum ada pihak mana pun yang yang melakukan pengecekan lokasi panas bumi di tempatnya. Kendati diakui dia santer informasi eksplorasi akan dilakukan di lokasi itu.

“Saya yakin tidak akan terealisasi di sini. Aku yakin. Tapi tidak tahu untuk lokasi yang lain. Kalau memang benar lokasinya di sini, birokrasinya akan sulit. Walau memang sebenarnya paling bagus itu di sini. Karena sudah ada celah-celah keluarnya gas,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya