SOLOPOS.COM - Gedung BRI. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA – Kementerian BUMN terus mendorong transformasi seluruh perusahaan BUMN agar menjadi perusahaan yang semakin profesional, transparan, dan akuntabel untuk dapat memperkuat fondasi ekonomi Indonesia.

Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan transformasi di perusahaan BUMN perlu terus digalakkan sebagai upaya kontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

“Transformasi BUMN tidak hanya transformasi business model, people, human capital, business process, dan lain-lain. Tapi kita juga ingin memastikan transformasi melalui laporan keuangan yang terkonsolidasi. Ini merupakan bagian dari transparansi dan good corporate governance yang kita ciptakan,” kata Erick Thohir dalam konferensi pers Kinerja Portofolio BUMN Tahun 2021 di Jakarta, Rabu (28/9/2022).

Transformasi BUMN terbukti mampu mendongkrak kinerja BUMN. Hal ini terlihat dari angka-angka laporan keuangan yang dapat dijadikan indikator, seperti peningkatan revenue, EBITDA margin, hingga penurunan rasio utang terhadap total investasi.

“Tujuannya untuk mendorong percepatan kinerja BUMN yang menjalankan sepertiga ekonomi Indonesia dalam kondisi sehat serta mendorong program kesejahteraan masyarakat lebih optimal,” jelas Erick Thohir.

Baca Juga: Dorong Pertumbuhan UMKM Baru, BRI Kebut Transformasi Sesuai Pasar Terkini

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa adanya pandemi mempercepat akselerasi transformasi di tubuh perseroan.

“Pandemi merupakan titik balik mempertajam transformasi menjadi BRIvolution2.0 untuk mencapai visi “The Most Valuable Banking Group in South East Asia and Champion of Financial Inclusion” di tahun 2025, yang diantaranya meliputi pendirian UMi Holding sebagai sumber pertumbuhan baru, mengakselerasi pertumbuhan CASA dan mempercepat transformasi digital yang dikawal dengan transformasi culture,” ujar Sunarso dalam rilis yang diterima Solopos.com.

Sejak 2016, BRI telah menjalankan program transformasi BRIvolution 1.0 untuk periode 2018-2022 yang fokus di dua area yaitu Digital dan Culture.

“Akibat pandemi di 2020, BRI mengambil sikap beradaptasi dengan rencana kerja 2021-2025 yang kami sebut BRIvolution 2.0. Melalui transformasi ini, BRI telah mendigitalisasi proses bisnis eksisting serta mampu menciptakan value baru melalui new business model,” ujarnya.

Baca Juga: BRI Menanam Siap Bagikan 1,75 Juta Bibit Pohon, Bisa Serap 108.000 Ton CO2

Dia menjelaskan, sebagai contoh dalam digitalisasi bisnis proses, dengan BRISPOT, proses booking kredit mikro (produktivitas) meningkat dari rata-rata Rp2,5 triliun per bulan menjadi lebih dari Rp4 triliun per bulan. Selain itu proses kredit menjadi jauh lebih cepat, dari sebelumnya membutuhkan waktu 2 minggu menjadi rata-rata 2 hari, bahkan dapat lebih cepat.

“Contoh keberhasilan new business model dari transformasi digital yang dilakukan oleh BRI adalah layanan perbankan melalui agen yang dinamakan Agen BRILink yang volume transaksinya telah menembus Rp1000 triliun tahun lalu,”ungkap Sunarso.

Digitalisasi terbukti mampu mengakselerasi kinerja BRI pada saat pandemi. Contoh lain adalah dengan adanya BRImo, Super Apps milik BRI yang mampu mencatatkan pertumbuhan signifikan selama pandemi berlangsung.

Hingga akhir Agustus 2022 tercatat pemakai BRImo telah mencapai 20,2 juta user dengan volume transaksi mencapai Rp1.567 triliun. Dari sisi culture, pada pertengahan 2020 yang lalu BRI melakukan penyelarasan core value untuk meningkatkan mutu SDM.

Baca Juga: Komitmen Transformasi Kuat, BRI Terapkan Digitalisasi Permudah Transaksi  

“Sejak diluncurkan oleh Menteri BUMN pada Juli 2020 lalu, BRI langsung mengimplementasikan dan menyelaraskan AKHLAK [amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif] dengan core value perseroan. Hasilnya dapat dirasakan bahwa saat ini seluruh insan BRIlian [pekerja BRI] menyadari peran pentingnya untuk memberikan makna bagi Indonesia, baik melalui economic value maupun social value,” jelasnya.

Lebih lanjut, Sunarso mengungkapkan bahwa transformasi culture di BRI dilakukan untuk membangun Performance Driven Culture. Budaya berbasis kinerja dilakukan dengan membangun performance management system, dimana membutuhkan Management Information System yang didukung oleh data yang valid dan akurat.

“Dengan sistem tersebut maka setiap individu akan mampu merancang dan merencanakan suksesnya sendiri. Tugas perusahaan adalah menyiapkan lapangan atau kompetisi yang sehat, menyediakan aturan main berkompetisi [sistem], menyiapkan score board [Performance Management System], dan pada akhirnya menyediakan rewards. Dengan begitu masing-masing individu dapat mengeluarkan potensi terbaiknya yang dikolaborasikan dengan KPI yang orkestratif sehingga menjadi potensi terbaik perusahaan,” ungkapnya.

“Dengan terus mengusung program transformasi ini, BRI sebagai salah satu BUMN terbesar di Indonesia optimistis mampu memberikan peran pentingnya terhadap pemulihan perekonomian di tengah kebangkitan ekonomi nasional,” jelas Sunarso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya