SOLOPOS.COM - Sri Sultan Hamengku Buwono X (JIBI/Harian Jogja/dokumen)

Sri Sultan Hamengku Buwono X (JIBI/Harian Jogja/dokumen)

JOGJA—Maraknya aksi kekerasan yang dilakukan genk-genk bermotor di DIY, dinilai Raja Ngayogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X tidak sesuai dengan peradaban di Bumi Kesultanan Ngayogyakarta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Untuk itu, Raja Jogja sekaligus Gubernur DIY itu berharap agar polisi bertindak tegas dan konsisten membubarkan geng bermotor yang brutal itu. Pasalnya, hal itu bertentangan dengan sebutan Jogja sebagai kota pelajar dan pendidikan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Harus ada sosialisasi dan konsistensi penindakan secara hukum dari pihak kepolisian. Kok di Jogja ada genk-genk pelajar? Masak di kota pelajar ada genk motor. Itu tidak sesuai dengan peradabannya,” tegas Sultan saat menghadiri kegiatan di Taman Pintar, Senin (20/5/2013).

Sementara, Kapolresta Jogja Kombes Pol M Mustaqim berkomitmen untuk membubarkan geng-geng karena sudah meresakan masyarakat. Namun, sambungnya, pembubaran genk-genk itu membutuhkan kerja sama dengan pemerintah dan pihak-pihak kompeten lainnya.

Polresta dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan Pemkot, dinas pendidikan dan instansi lainnya untuk membahas langkah-langkah pembubaran genk-genk tersebut. Pasalnya, banyak anggota geng masih berusia remaja (pelajar).

“Tidak pantas Jogja ada geng. (Kelompok) Itu sering melakukan keributan, makanya harus dibubarkan,” tegas Mustaqim, kemarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya