SOLOPOS.COM - Jurgen Klopp (Reuters/Lee Smith)

Jurgen Klopp resmi setahun menangani Liverpool.

Solopos.com, LIVERPOOL – Pada Sabtu (8/10/2016) kemarin, Jurgen Klopp genap setahun menangani Liverpool. Bagaikan dua orang yang sedang pacaran, Klopp merupakan tipe pendamping yang bisa mengubah pasangannya menjadi lebih baik dibanding sebelum dipertemukan pada Oktober 2015.

Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau

Entah bagaimana nasib Liverpool seandainya Klopp tidak didatangkan ke Melwood, markas Latihan Liverpool, pada Oktober tahun lalu. Kehadiran Klopp telah mengubah atmosfer tim asal Merseyside Merah itu. Pelatih berkacamata ini didatangkan dari Jerman dengan kondisi Liverpool yang sedang terpuruk bersama Brendan Rodgers.

Pria yang memiliki gaya tawa khas ini mewarisi tim yang nyaris tanpa motivasi. Namun hanya dalam kurun setahun, sihir Klopp sudah terlihat jelas. Sesuai statistik, tim berjuluk The Reds tersebut menjadi tim yang lebih tangguh, lebih cepat, dan lebih kuat dibandingkan sebelumnya.

Bahkan The Reds tercatat sebagai tim yang paling rajin berlari di Liga Premier musim ini. Daya juang itu diperlihatkan para pemain Liverpool yang mengitari lapangan dengan jarak tempuh total 814,8 km. Mereka masih unggul dari pemuncak klasemen semenatra Manchester City besutan Josep “Pep” Guardiola dengan 803,9 km. Salah satu kegigihan Liverpool itu dipertunjukkan ketika menjelajah 111,8 km saat melumat Leicester City 4-1 pada 10 September 2016 lalu.

Permainan Adam Lallana cs. juga semakin gereget karena sprint yang mereka ukir selama di tangani Klopp. Liverpool telah membukukan 4.165 kali sprint, paling banyak dibandingkan tim-tim lain Liga Premier musim ini.

Klopp memperkenalkan startegi gegenpressing, menekan meski sedang tidak membawa bola, yang menjadi trade mark-nya sejak membesut Borussia Dortmund. Dailymail menyebut pressing tinggi Klopp dengan Liverpool merupakan ala leganda Italia, Arrigo Sacchi.

Klopp tidak sendiri dalam membenahi The Reds. Dia dibantu asistennya, Zeljko Buvac dan Peter Krawietz. Staf pelatih ini memakai komputer, dengan sebuah proyektor dan layar, untuk menjelaskan strategi meraih poin di kamar ganti pemain. Jadi jangan heran, Liverpool bisa bangkit meski tertinggal terlebih dahulu di  babak pertama ketika melawan Swansea City. Karena Daniel Sturridge dkk. sudah digembleng habis-habisan saat jeda turun minum.

Pendekatan yang dilakukan Klopp kepada para pemain Liverpool secara individu juga menarik perhatian. Bagaimana pelatih berjambang dan berkumis lebat ini kerap memeluk pemainnya satu per satu seusai laga. Dengan polesan Klopp, para pemain seperti Roberto Firmino, Emre Can, Adam Lallana, dan Dejan Lovren bisa berkembang dan lebih bepengaruh bagi tim asal Merseyside tersebut.

“Anda tidak pernah menemukan saya dalam tiga hari setelah kemenangan, mabuk di pagar tanaman dan masih merayakannya,” ujar Klopp beberapa saat lalu, seperti dilansir Liverpoolecho.co.uk, Sabtu (8/10/2016).

Begitulah cara Klopp membuat sosok yang selalu hangat bagi pemain, namun juga tidak terlalu lembek ketika memerintah anak buahnya untuk menekuk lawan. Figur dan kepribadiannya itu membuat para pemain The Reds rela “mati” demi manajer berusia 49 tahun itu saat mereka diterjunkan ke lapangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya