SOLOPOS.COM - Jembatan gantung di Desa Bawu, Kecamatan Kemusu, Boyolali ini merupakan jalur penghubung vital di wilayah setempat. Namun jika air Waduk Kedung Ombo meluap, jembatan ini sering ikut terendam sehingga warga harus menggunakan perahu. (JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningtyas)

Jembatan gantung di Desa Bawu, Kecamatan Kemusu, Boyolali ini merupakan jalur penghubung vital di wilayah setempat. Namun jika air Waduk Kedung Ombo meluap, jembatan ini sering ikut terendam sehingga warga harus menggunakan perahu. (JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningtyas)

Jembatan gantung di Desa Bawu, Kecamatan Kemusu, Boyolali ini merupakan jalur penghubung vital di wilayah setempat. Namun jika air Waduk Kedung Ombo meluap, jembatan ini sering ikut terendam sehingga warga harus menggunakan perahu. (JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningtyas)

BOYOLALI – Jembatan gantung yang menghubungkan Desa Bawu, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, menuju kecamatan kota, kini dapat dilalui menyusul menyusutnya genangan air luapan dari Waduk Kedung Ombo (WKO).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Camat Kemusu, Widodo, mengakui vitalnya jembatan gantung itu bagi sebagian warganya, terutama warga Desa Bawu. Saat tergenang air luapan dari WKO, warga terpaksa harus memutar melintasi jalur lain, yaitu Desa Kadipaten, Kecamatan Andong, yang jaraknya lebih jauh. Saat ini, Widodo mengatakan pihaknya telah mengajukan permohonan kepada Pemkab Boyolali terkait penambahan badan jembatan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kami sudah menyampaikan permintaan warga ke Pemkab Boyolali terkait penambahan badan jembatan agar lebih panjang,” kata Camat. Setelah genangan air menyusut, warga tak lagi harus menumpang perahu jika melewati sungai di desa itu. Sebelumnya, intensitas hujan yang cukup tinggi beberapa bulan terakhir menyebabkan air dari WKO meluap. Jembatan tersebut tak bisa dilalui sepeda motor dan pejalan kaki karena tergenang air.

Akibatnya, warga yang akan pergi ke kecamatan kota harus rela naik perahu penyeberangan. Camat menambahkan, jembatan gantung tersebut merupakan bantuan Pemkab Boyolali. Namun panjang jembatan diakui hanya melintasi sebagian sungai seringkali terputus saat elevasi WKO naik. ”Karena genangan air semakin meluas, dataran yang tadinya kering dan bisa dilalui, menjadi tergenang. Jembatan itu pun terkurung air,” katanya.

Warga kemudian berinisiatif memperpanjang jembatan dengan swadaya. Yakni dengan membangun tiang tambahan sebagai penyangga jembatan di tengah sungai, untuk menyambung jembatan gantung. Sehingga, jembatan bisa lebih panjang,” terangnya. Namun, saat elevasi WKO kembali naik beberapa bulan lalu, jembatan ini kembali tak bisa dilalui. Pasalnya, tepi sungai yang biasanya kering turut terendam air. Terpaksa warga menggunakan perahu untuk menyeberang. Saat ini sebenarnya Sungai Serang yang bermuara di WKO belum benar-benar surut karena elevasi air WKO juga masih tinggi.

Warga kemudian menguruk sisi timur jembatan dengan tanah dan bongkaran tembok bangunan. Sehingga bagian yang landai yang semula masih tergenang air bisa dilalui. Urukan tanah tersebut mirip dengan jalan yang membelah sungai. ”Warga setempat meminta agar badan jembatan itu bisa diperpanjang dan kami sudah mengajukan permohonan itu kepada Pemkab,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya