SOLOPOS.COM - Gunung Merapi (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Solopos.com, JOGJA – Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Subandrio, menegaskan gempa berkekuatan 4,5 Skala Richter di Nglipar, Gunungkidul, tidak berpengaruh terhadap status Gunung Merapi.

“Sampai saat ini kondisinya masih normal dan tidak ada aktivitas yang mencurigakan,” katanya kepada Harian Jogja, Kamis (3/4/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Meski demikian, gempa tersebut sempat memicu terjadinya gempa vulkanik di Merapi. Namun, terjadinya gempa itu hanya terjadi sekali, tepatnya beberapa jam usai gempa vulkanik itu. “Ada sekali gempa vulkanik yang terjadi di Merapi. Tapi setelah itu kondisinya berangsur-angsur normal,” ungkapnya.

Lebih jauh dikatakan Subandrio, sampai saat ini belum ada peningkatan aktivitas di salah satu gunung teraktif di dunia itu. hanya saja, kondisi ini tidak serta merta membuat BPPTK berkerja tenang. Pasalnya, pantauan akan terus dilakukan terkait situasi terkini Merapi.

“Memang situasinya masih normal-normal saja, tapi kewaspadaan harus tetap ada jika sewaktu-waktu terjadi perubahan aktivitas,” papar dia.

Subandrio berharap masyarakat tetap tenang terhadap perubahan aktivitas merapi akhir-akhir ini. Karena, meski beberapa kali mengeluarkan asap disertai hujan abu belum merubah status gunung tersebut, dan kondisinya masih dalam situasi normal. “Kami harap kewaspadaan itu tetap dimiliki masyarakat. Terutama, mereka yang berada di lereng-lerang Merapi,” katanya.

Sebelumnya, Rabu (2/4/2014) sekitar pukul 18.20 WIB, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi gempa dengan kekuatan 4,5 Skala Richter. Adapun pusat gempa berada di darat, tepatnya tenggara Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di Kecamatan Nglipar, Gungung Kidul.

“Kami sudah menerjunkan tim BPBD sana untuk mengecek kondisi di sana. Tapi berdasarkan laporan yang ada, tidak ada kerusakan akibat gempa tersebut,” kata Kepala BPBD DIY Gatot Saptadi.

Hanya, sambung dia, meski dapat yang ditimbulkan tergolong minim, masyarakat diminta tetap siaga terkait bencana yang bisa mengintai kapan saja. terlebih lagi, akhir-akhir ini juga sering dilanda gempa. “Kesiapsiagaan terhadap bencana itu perlu dan harus dimiliki oleh tiap masyarakat, disamping adanya pengokohan terhadap struktur bangunan yang ada sehingga dampak gempa bisa diminimalisir,” tegasnya.

Selain itu, BPBD DIY juga sudah mencabut bahaya tsunami akibat gempa Chile kemarin. Berdasarkan pantauan, kata Gatot, pihaknya sudah mencabut bahaya tsunami sejak Kamis (3/4/2014) pukul 08.00 WIB. Menurutnya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena situasi dan kondisi terpantau aman.

“Puncaknya kan sekitar pukul 05.00 WIB kemarin. Tapi hasil pantauan aman sehingga selang beberapa jam kami mencabut bahaya itu,” tegasnya.

Ditambahkan Gatot, saat ada peringatan bahaya tsunami akibat gempa di Chile, pihak BPBD DIY bekerja sama dengan BPBD Gunungkidul, Bantul, dan Kulonprogo, meminta masyarakat di sepanjang pesisir pantai selatan untuk berwaspada. Salah satunya, para nelayan disarankan untuk tidak melaut untuk sementara waktu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya