SOLOPOS.COM - AIR KERUH-Hermawan Hadi Saputro, 47, warga Dukuh Warurangkang, Desa Sapen, Kecamatan Manisrenggo, Klaten, menunjukkan air sumurnya yang keruh, Jumat (15/6/2012). Puluhan sumur di desa tersebut keruh setelah terjadi gempa tektonik 2006 silam. (JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi)

AIR KERUH-Hermawan Hadi Saputro, 47, warga Dukuh Warurangkang, Desa Sapen, Kecamatan Manisrenggo, Klaten, menunjukkan air sumurnya yang keruh, Jumat (15/6/2012). Puluhan sumur di desa tersebut keruh setelah terjadi gempa tektonik 2006 silam. (JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi)

KLATEN- Air sumur milik puluhan warga Desa Sapen, Kecamatan Manisrenggo, Klaten keruh. Kondisi tersebut sudah berlangsung lama. Diduga penyebabnya adalah gempa tektonik yang terjadi pada 2006 silam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan solopos.com, Jumat (15/6/2012), di sejumlah rumah warga Desa Sapen, air sumurnya berwarna kuning kecoklatan. Kadar kekeruhan air di masing-masing sumur warga berbeda-beda. Sebagian warga hanya menggunakan air sumur tersebut untuk mencuci baju. Sedangkan sebagian warga lain ada yang menggunakan air itu sebagai air minum, setelah beberapa jam diendapkan.

Salah satu warga Dukuh Warurangkang, Desa Sapen, Astuti, 49, mengatakan karena air sumur di rumahnya keruh, maka air tersebut hanya digunakan untuk mandi dan mencuci pakaian. Sedangkan untuk kebutuhan minum, memasak dan sebagainya, ia memilih untuk membeli air kemasan.

“Air kemasan itu kadang juga saya pakai untuk membilas peralatan makan,” ujar Astuti saat ditemui wartawan di rumahnya, Jumat. Dua hari sekali Astuti harus membeli air kemasan sebanyak tiga galon. Satu galon air Rp13.000.

Warga Sapen lainnya, Hermawan Hadi Saputro, 47, juga mengatakan hal yang sama. Sebelum terjadi gempa, mayoritas air sumur di desa tersebut kondisinya masih jernih. Namun setelah terjadi gempa 2006, air sumurnya menjadi keruh. Terlebih lagi setelah erupsi Gunung Merapi 2010 lalu, air sumur milik warga tambah keruh.

Hermawan menerangkan selama ini belum pernah ada pengecekan dari lembaga mana pun, termasuk pemerintah. Warga juga belum pernah ada yang melaporkan hal itu ke pemerintah karena mereka masih bisa memenuhi kebutuhan air minum dari air sumur yang masih jernih milik tetangga.

Sementara itu, Camat Manisrenggo, Wahyudi Martono, mengatakan kondisi air di Sapen memang sudah berlangsung lama. Bukan hanya di Sapen, di Desa Genengsari kondisinya juga demikian. Selama ini, kata dia, belum pernah ada penelitian maupun pemeriksaan terhadap air sumur warga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya